Kinidia diusir dari taman Eden dan mulailah hidup bersandar kepada Allah di tengah-tengah pencobaan. Tambahan pula, Iblis sampai batas tertentu memperoleh kekuasaan atas dunia ini melalui kejatuhan Adam dan Hawa, karena PB berbicara tentang Iblis sebagai "penguasa dunia ini" (Yoh 14:30; bd. 2Kor 4:4; 1Yoh 5:19). Akan tetapi, Allah begitu mengasihi manusia sehingga Ia menetapkan untuk mengalahkan Iblis dengan memperdamaikan manusia dan dunia dengan diri-Nya dengan mengorbankan nyawa Anak-Nya Asali, I Serangan setan. 1 Setan memakai ular Kejadian 31. a Ada dua hal yang sering diperdebatkan yaitu Ular disebut binatang yang paling cerdik Kejadian 31. Ini kelihatannya bertentangan dengan fakta karena kita melihat binatang-binatang lain yang rasanya lebih pandai dari ular seperti anjing, kera, lumba-lumba, dsb. Menghadapi persoalan ini perlu kita ingat bahwa dalam Kejadian 3 14 ular dikutuk oleh Tuhan. Jadi, bisa saja setelah itu ular kehilangan kecerdikannya. Dalam Matius 1016 pada waktu Yesus berkata bahwa orang kristen harus cerdik seperti ular’, mungkin Yesus menunjuk pada saat sebelum ular kehilangan kecerdikannya. Ular bisa bicara. Ini dianggap sebagai dongeng. Tetapi sebetulnya tidak ada sesuatu yang aneh dalam bagian ini. Tuhan bisa membuat keledai Bileam bicara. Setan bisa membuat ular bicara. Dalam kekristenan ada bahasa lidah / Roh. Dalam agama-agama lain dan occultisme, bahkan dalam kalangan kristen, juga ada bahasa lidah / roh yang datang dari setan. Kalau setan bisa memberi bahasa lidah / roh kepada manusia, mengapa ia tidak bisa memberi pada ular? b Yang disebutkan adalah ular, bukan setan. Hal yang menarik dalam Kejadian 3 ini adalah bahwa setan sendiri tidak pernah disebutkan! Tetapi, sebetulnya inilah pengalaman kita sehari-hari! Setan sendiri tidak menampakkan diri; hanya agen-agennya / alat-alatnya yang kelihatan. Karena itu setiap kali ada ajakan, perintah, bujuk rayu untuk membuat dosa, sekalipun saudara tidak melihat setan dengan mata jasmani saudara, ingatlah bahwa setan ada dibalik orang yang mengajak saudara berbuat dosa itu. 2 Setan menyerang Hawa Kejadian 3 1. a Setan menyerang Hawa waktu Hawa sedang sendirian. Kata-kata yang bersama-sama dengan dia’ dalam Kejadian 3 6b tidak berarti bahwa Adam sudah bersama-sama dengan Hawa sejak Kejadian 3 3 17a dan 1Timotius 214 menunjukkan bahwa Adam tidak mendengar bujukan setan, tetapi mendengarnya dari Hawa. Jadi, waktu setan menyerang, Hawa sedang sendirian. Setan selalu menyerang pada saat yang tepat. b Hawa adalah titik lemah. Hawa adalah titik yang lebih lemah dibanding dengan Adam karena Hawa tidak mendengan larangan makan buah secara langsung. Kejadian 216-17 dikatakan oleh Allah hanya kepada Adam karena pada saat itu Hawa belum diciptakan. Hawa lalu mendengar larangan itu dari Adam. Karena itu Hawa merupakan titik lemah. Setan selalu menyerang titik lemah! Karena itu sadarilah apa kelemahan saudara dan berdoalah selalu supaya Tuhan menguatkan saudara di titik lemah itu. 3 Setan menyerang Firman Tuhan. a Setan menyerang supaya Hawa meragukan Firman Tuhan Kejadian 3 1b. Dalam ay 1b ini Alkitab Indonesia kurang tepat terjemahannya. NIV “Did God really say ...” = Benarkah Allah berkata .... b Setan mengubah Firman Tuhan Kejadian 3 1- semua tak boleh dimakan. Reaksi Hawa a. Hawa mengurangi Firman Tuhan. Bandingkan kata-kata Hawa dalam Kejadian 3 2 dan larangan asli dari Tuhan dalam Kejadian 216-17. Kata semua’ ditiadakan. Sepintas lalu penghapusan kata semua’ ini tidak ada artinya. Tetapi sebetulnya ada! Kalau ada kata semua’ maka penekanannya ada pada kasih Allah Allah mengijinkan memakan semua, kecuali satu. Tetapi dengan tidak adanya kata semua’, maka penekanan Hawa adalah pada larangan Allah. b. Hawa menambahi Firman Tuhan Kejadian 3 3- raba’. Dari reaksi Hawa ini jelaslah bahwa Hawa kurang kuat berpegang pada Firman Tuhan! Ini menyebabkan setan makin berani menyerang. Dalam Kejadian 3 4 setan secara terang-terangan menentang Firman Tuhan! Melalui Kejadian 3 4 ini setan ingin supaya Hawa tidak percaya kepada Allah. menganggap Firman Tuhan tak benar. menganggap hukuman tidak ada. Setan selalu menyerang Firman Tuhan. Karena itu kita harus belajar Firman Tuhan baik-baik. 4 Setan menyerang dengan dusta Kejadian 3 5 bdk. Yohanes 844. Dalam Kejadian 3 5 ini jelas setan menawarkan sesuatu sebagi imbalan bdk. Matius 49. Imbalan yang ditawarkan oleh setan ialah menjadi seperti Allah’. Ini tentu dusta! Penerapan Setan selalu mengajak kita melanggar Firman Tuhan dengan imbalan’ tertentu. Misalnya Mendorong kita untuk membolos dari kebaktian dengan imbalan piknik / kesenangan dunia yang lain. Mendorong kita pergi ke dukuin / menggunakan magic dengan imbalan kesehatan, kesembuhan, atau kekayaan / sukses. II Kejatuhan Adam dan Hawa. Hawa melihat’ Kejadian 3 6. Banyak dosa terjadi karena penggunaan mata yang salah bdk. 2Samuel 112. Lalu dalam diri Hawa timbul keinginan untuk makan Kejadian 3 6, ia mengambil buah itu dan makan. Ia juga memberikannya kepada Adam dan Adam ikut makan. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa! Mungkin mereka sudah puluhan kali lewat pohon itu dan tidak jatuh, tetapi kali itu mereka jatuh! Ini memberikan pelajaran kepada kita kita tidak pernah bisa kebal terhadap dosa apapun juga! Dosa Adam dan Hawa tidak ringan mereka tidak perduli dan tidak percaya pada Firman Tuhan. mereka berambisi menjadi Allah ini kebalikan dari sikap Yesus. Bdk. Filipi 25-7. Mereka diciptakan sebagai peta dan teladan Allah, tetapi mereka ingin menjadi seperti Allah! Ini adalah pemberontakan. Disamping itu ada hal-hal yang memperberat dosa mereka ¨ dusta Kejadian 3 10 - ia takut bukan karena telanjang. ¨ tidak mau mengaku dosa, tetapi bahkan menyalahkan orang lain dan Allah sendiri Kejadian 3 12-13. III Akibat / hukuman dosa. 1 Rasa malu dan rasa 3 7 mereka malu bdk. Kejadian 225 - tidak malu.Kejadian 3 8-10 mereka takut sehingga bersembunyi. 2 Penderitaan. Ini berlaku untuk perempuan Kejadian 3 16 maupun laki-laki Kejadian 3 17-19a. 3 Kematian jasmani Kejadian 3 19b. Adam dan Hawa tidak mengalami kematian jasmani saat itu. Apakah itu berarti Kej 216-17 adalah salah? Tidak! Kejadian 216-17 terjadi saat itu. Saat itu juga Adam dan Hawa mengalami kematian rohani. Artinya mereka putus hubungan dengan Allah. Ini akan disusul oleh kematian jasmani Kejadian 3 19b. Apa arti Kejadian 3 20? Ada beberapa penafsiran a Adam melakukan Kejadian 3 20 sebagai wujud imannya terhadap kata-kata Tuhan dalam Kejadian 3 15. b Karena kematian jasmani tidak terjadi saat itu, maka Adam melakukan Kejadian 3 20. c Kejadian 3 20 harus diterjemahkan ke dalam bentuk past perfect. Adam had named his wife Eve...’. Jadi, Musa sebagai penulis kitab Kejadian ini, mengatakan bahwa tadinya sebelum jatuh ke dalam dosa, Adam memberi nama Hawa artinya hidup / kehidupan, tapi ternyata melalui Hawa ia justru jatuh ke dalam dosa dan harus mati. 4 Diusir dari taman Eden Kejadian 3 22-24. a Kejadian 3 22a tidak boleh diartikan secara hurufiah. Itu adalah irony = ejekan. Tuhan mengatakan itu karena Adam / Hawa percaya pada kata-kata setan dalam Kejadian 3 5. b Kejadian 3 22b-24 Adam dan Hawa diusir dari taman Eden. Ada yang menafsirkan ini sebagai tindakan kasih Allah. Allah tidak ingin mereka hidup menderita selama-lamanya dan karena itu mereka dihalangi untuk makan buah pohon kehidupan. Dengan dihalangi, mereka akan mati dan terbebas dari penderitaan. Ini tafsiran yang salah! Allah menghalangi mereka makan buah pohon kehidupan karena Allah tidak ingin FirmanNya dalam Kejadian 3 19b bahwa manusia harus mati lalu tidak terlaksana. Kalau mereka makan buah pohon kehi-dupan, maka mereka tidak akan mati dan Kejadian 3 19b tidak terjadi. Karena itu Allah menghalangi mereka makan buah pohon kehidupan. IV Kasih Allah. Ditengah-tengah hukuman yang diberikan oleh Allah, kita masih bisa melihat kasih Allah kepada manusia! 1 Kejadian 3 14 hukuman kepada ular a Terkutuk. b Menjalar dengan perut. Ini menyebabkan ada penafsir yang beranggapan bahwa dulu ular berjalan tegak atau punya kaki. c Makan debu tanah. Tetapi kenyataannya ular tidak makan debu. Bagaimana penyelesaiannya? Jawab Makan debu tanah bisa diartikan secara Hurufiah * karena menjalar dengan perut, maka pasti ada debu yang masuk ke mulutnya. * ini berlaku untuk ular itu saja, bukan untuk ular lain. Kiasan. Artinya ular direndahkan bdk. Mikha 717; Yesaya 4923; Mazmur 729. Satu hal yang perlu dipertanyakan Ular adalah binatang yang tidak bermoral. Lalu mengapa ia dihukum? 1. Binatang yang tidak bersalahpun ikut jadi korban dosa manusia. Contoh banjir Nuh. 2. Kejadian 95 dan Keluaran 2128 menunjukkan bahwa binatang yang salah memang dihukum. Binatang diciptakan untuk manusia. Kalau ia menghancurkan manusia, maka ia harus dihancurkan. 3. Seorang yang bernama Chrysostom berkata “God destroys the instrument that brought His creature to fall, just as a loving father, when punishing the murderer of his son, might snap in two the sword or dagger with which the murder had been committed” = Allah menghancurkan alat yang menyebabkan ciptaanNya jatuh, sama seperti seorang bapa yang mengasihi, ketika menghukum pembunuh anaknya, bisa mematahkan pedang atau pisau dengan mana pembunuhan itu telah dilakukan. Jadi, Allah menghukum ular saking jengkelnya melihat manusia yang Dia cintai telah jatuh ke dalam dosa. Jadi, dari hukuman ular ini, kita melihat kasih Allah kepada manusia. 2 Kejadian 3 15 terutama ditujukan kepada setan. Ini sering disebut PROTO EVANGELIUM Injil yang pertama. Sekalipun kata-kata ini ditujukan kepada ular / setan, tetapi artinya penting sekali untuk manusia, karena ini adalah janji Allah bahwa dari keturunan Hawa akan ada seorang yang akan mengalahkan setan. Nubuat ini telah digenapi dengan kedatangan, kematian, dan kebangkitan Yesus yang sudah mengalahkan setan. Penutup Dari bagian ini kita bisa melihat kebencian Allah kepada dosa dan juga keadilan Allah yang menyebabkan Ia menghukum dosa. Ini mengajar kita untuk tidak meremehkan dosa. Tapi tetap kita juga bisa melihat kasih Allah. Ia memberikan pengharapan untuk manusia yang berdosa untuk bisa diselamatkan. Betapapun besarnya / banyaknya dosa saudara, jangan putus asa. Masih ada harapan! Allah mengasihi saudara dan ingin menyelamatkan saudara. Yesus sudah menggenapi Kejadian 315 sehingga sekarang setan sudah dikalahkan. Kalau saudara percaya kepada Yesus, saudara akan diampuni dan diselamatkan. -AMIN-
Kejadian1:2 adalah ayat kedua dari pasal pertama Kitab Kejadian, bumi "belum berbentuk dan kosong." Dua pemecahannya adalah menghasilkan bentuk (dengan pemisahan-pemisahan pada hari ke-1 sampai ke-3) dan pengisian bentuk ini (pada hari ke-4 sampai ke-6) untuk menghubungkan aspek-aspek sejarah penciptaan pada hari ke-1 dan ke-4, ke-2 dan ke
KEJADIAN 31-24 AKIBAT DOSA DAN KASIH ALLAH - TEOLOGIA REFORMED Cerita Alkitab Sekolah Minggu Anak Kelas Kecil, usia 3th-6th “ADAM & HAWA” Kejadian 31-24 – theofanianggukkongasa DOC KEJADIAN 31-24 I Serangan setan Meitha Tumembouw - KEJADIAN 31-24 - TAFSIRAN/ TEOLOGI DOSA - Trisman Ringkasan Kitab Kejadian 3 - Lahir Baru Perjanjian Lama Cerita Alkitab Sekolah Minggu Anak Kelas Kecil, usia 3th-6th “ADAM & HAWA” Kejadian 31-24 – theofanianggukkongasa Intisari pl 1 ringkasan FULL EDITION nrhs PEREMPUAN SUMBER DOSA ATAU SUMBER HIKMAT? TAFSIR ULANG KEJADIAN 31-24 DARI PERSPEKTIF FEMINIS Sekolah Minggu Kreatif Kesalahan Pertama Di Dunia Kejadian 31-6 RINGKASAN KHOTBAH MINGGU LALU 12 Februari 2012 Tema Dosa dan Kejatuhan Manusia Nast Kejadian 31-24 Oleh Pdt. Mariani Febriana gkaimanuellawang Simak 10+ Kesimpulan Dari Kejadian 3 Ayat 1 Sampai 24, Terupdate! Kejadian 3 Iblis & Dosa, Hari Kejatuhan Alkitab Perjanjian Lama Bagian Pertama Kejadian 3 - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Kejadian 3 Manusia Jatuh Ke Dalam Dosa - Perikop Alkitab Apa saja kutuk dan hukuman yang allah timpakan kepada manusia berdosa Kejadian 38-24 Alkitab - Kejadian 30 Ayat 1 Sampai 24 Kejadian 2 - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Intisari pl 1 ringkasan FULL EDITION nrhs Kejadian 30 Ayat 1 Sampai 24 Pohon Pengetahuan Tentang yg Baik dan yg Jahat - SarapanPagi Biblika Ministry Penciptaan menurut Kitab Kejadian - Wikiwand Doa yang Sederhana Juga Berkuasa Kejadian 2426-27 TB - Gerakan Baca Alkitab Intisari pl 1 ringkasan FULL EDITION nrhs PDF Eksegesis Matius 243-14 Kejadian 30 Ayat 1 Sampai 24 PDF EKSEGESIS KEJADIAN 38-21 TENTANG REAKSI ALLAH ATAS KEJATUHAN MANUSIA KE DALAM DOSA BAGIAN II Winardi Tarigan - Kejadian 315 SIAPA YANG MEREMUKKAN KEPALA ULAR? - SarapanPagi Biblika Ministry Menjadi Remaja Kristen Yang Berkarakter Pelayanan Remaja Kristen PDF Kepercayaan Rahab Berdasarkan Yosua 21-24 Pelajaran Sekolah Sabat ke 9, 30 Nopember ppt download Peperangan Global Gereja Melawan Iblis Kejadian 314-15 REC - Reformed Exodus Community Memahami Makna “Mati” dalam Konteks Anugerah Allah – Eksposisi Kejadian 216-17 Understanding the Meaning of “Die” in the Context of God’s Grace – Exposition on Genesis 216-17 STT Jaffray - Intisari pl 1 ringkasan FULL EDITION nrhs Matius 24 - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Kejadian 12 Ayat 1 Kandungan Surat Al Mukminun Ayat 12 14 PDF Simak 10+ Kesimpulan Dari Kejadian 3 Ayat 1 Sampai 24, Terupdate! Kejadian 11 - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Intisari pl 1 ringkasan FULL EDITION nrhs Eksposisi Injil Matius 1-10 PDF DOC MAKALAH TAFSIRAN PERJANJIAN LAMA KEJADIAN 126 Frengki Baganu - Untitled MEMAHAMI KISAH PENCIPTAAN MANUSIA DAN ALAM SEMESTA Sebuah Pendekatan Literer Terhadap Kejadian 1-2 Heri Lim Renungan Harian Yohanes 7 14-24 Melakukan yang Dibenci Kejadian 30 Ayat 1 Sampai 24 MITOLOGI ANAK-ANAK ALLAH DI DALAM KEJADIAN 62 Kejadian 315 SIAPA YANG MEREMUKKAN KEPALA ULAR? - SarapanPagi Biblika Ministry UU 8 tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU 24 tahun 2003 tentang MK Jogloabang PDF Sang Penolong Menelisik Kembali Kisah Penciptaan Perempuan dalam Kitab Kejadian Buku Pengetahuan Alkitab Kelas IV Komik Alkitab Anak ADAM DAN HAWA - Dosa Pertama - slide seri buku cerita alkitab bergambar anak sekolah minggu kristen gereja Tuhan Yesus MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Khotbah Kristen Kejadian 2 18-25 Marriage Made in Heaven Intisari pl 1 ringkasan FULL EDITION nrhs HUKUMAN BUAT ULAR, PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI REC - Reformed Exodus Community Simak 10+ Kesimpulan Dari Kejadian 3 Ayat 1 Sampai 24, Terupdate! Kejadian 30 Ayat 1 Sampai 24 Buku Pengetahuan Alkitab Kelas IV RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XVII/2019 “Pengalihan Penyelenggaraan Program Pembayaran Pensiun dan Tabungan Hari T MANAJEMEN RESIKO BENCANA MELALUI KERJASAMA ANTAR DAERAH STUDI TENTANG MANAJEMEN RESIKO BENCANA GUNUNG SLAMET Studi Kritik Teori Penciptaan Dalam Kejadian 11-2 Suatu Kajian terhadap Argumentasi Teori Celah ALLAH MENGHUKUM MANUSIA Kejadian 71-24 - DEAR PELANGI tuliskan pengertian dari 3 landasan dalam membangun keluarga kristen atau pernikahan kriste menurut - Intisari pl 1 ringkasan FULL EDITION nrhs EKSPOSITORI KEJADIAN 111-9 DALAM MEMAKNAI PERAN AWAL KEMUNCULAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA Simak 10+ Kesimpulan Dari Kejadian 3 Ayat 1 Sampai 24, Terupdate! Kejadian 218-24 Wanita Dijajah Pria Sejak Dulu? Tafsir Surat al-Mulk Ayat 20-24 Perlindungan dan Rezeki Hanya dari Allah Dua kisah penciptaan Kejadian 1 dan 2? REC - Reformed Exodus Community YASPERIN Book Store Alkitab Versi Pemulihan dengan Catatan Kaki Shopee Indonesia Penyerahan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi NTB 2020 dan Penyampaian lkhtisar Hasil Pemeriksaan Daerah Tahun 2020 INSPEKTORAT PROVINSI NTB Kejadian 30 Ayat 1 Sampai 24 Aku Membenci Perceraian - SarapanPagi Biblika Ministry Konten Hukum Sari Law Office 50 Ayat Alkitab tentang Keluarga untuk Renungan Bersama Galatia 111-24 Dia Memuliakan Allah Karena Aku Kejadian 3-4 Alkitab Perjanjian Lama Bagian Pertama PUISI-PUISI KENABIAN - PDF Download Gratis Top PDF PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Paska Operasi Fraktur Tibia-Fibula 1/3 Distal Sinistra Dengan External Fixator Unilateral Frame Di Rumah Sakit Orthopedi Soeharso Surakarta. - Nama Jabatan 2. Nama Jabatan 3. Nama Jabatan 4. Nama Jabatan 5. Nama Jabatan TeraduldanTeraduVselanjutnyadisebutsebagai-ParaT TAFSIR QS AL-HASYR22-24 DAN QS AL-ISRA' 110-111 - Jemari Teacher Simak 10+ Kesimpulan Dari Kejadian 3 Ayat 1 Sampai 24, Terupdate! Memaknai לַלָּב Bȃlal dan ץַצָּפ Patsats Kejadian 111-9 Dalam Konteks Multikultural di Indonesia לַלָּב Kejadian 24 - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas PDF Kebangkitan Yesus Analisis Naratif Injil Lukas 2356-2412 PDF Eksposisi Kejadian Samgar Budhi - Intisari pl 1 ringkasan FULL EDITION nrhs Kejadian 3 Alkitab Manusia Jatuh ke dalam dosa - YouTube Untuk SDTK Kelas IV ISBN jilid lengkap ISBN jilid 0 - PDF Download Gratis KERUSSO, VOLUME 2 NUMBER 2 SEPTEMBER 2017 SIFAT PANGGILAN ALLAH STUDI TERHADAP PANGGILAN ALLAH KEPADA ABRAHAM DALAM KEJADIAN 12 Kesimpulan Dari Kitab Kejadian PDF Penyerahan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi NTB 2020 dan Penyampaian lkhtisar Hasil Pemeriksaan Daerah Tahun 2020 INSPEKTORAT PROVINSI NTB BS Ministry Surah An Nuur ayat 31 [QS. 2431] » Tafsir Alquran Surah nomor 24 ayat 31 Penciptaan menurut Kitab Kejadian - Wikiwand Siapakah yang dimaksud Kita’ dalam Kejadian 322? - Quora Buku Pengetahuan Alkitab Kelas IV TAFSIR QS AL-HASYR22-24 DAN QS AL-ISRA' 110-111 - Jemari Teacher Kepercayaan Rahab Berdasarkan Yosua 21-24 PERLINDUNGAN HUKUM PENGGUNA E-WALLET DANA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN BacaanSurat Yasin Latin Ayat 1-83 Lengkap. Doni Salmanan Didakwa Rugikan Korban Penipuan Investasi Quotex hingga Rp 24 Miliar. Kesempatan untuk mendapatkan gaji tahunan sebesar 100.000 dolar Kanada atau sekitar Rp1,1 miliar dengan mencicipi lebih dari 3.500 permen sembari duduk di sofa terdengar manis. August, 04 2022.
Informasi menarik dari Popular 10+ Perkembangan Dosa Menurut Alkitab Kejadian 3 Dan 4, Paling Baru! adalah ringkasan kejadian 31-24, kejatuhan manusia kedalam dosa menurut alkitab, renungan khotbah kejadian 3 1 24, khotbah kejadian 36-13, renungan kejadian 3 ayat 1 sampai 24, kesimpulan dari kejadian 3 ayat 1 sampai 24, inti dari kejadian 31-13, renungan kejadian 3 17 - 24, perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Tugas Teology Kontekstual merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Logika Hukum Teori merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari Learning Manusia dan Dosa Sistematikaperkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4, Manusia dan Dosa Daftar Isi 00006 00013 A Definisi Dosa 00014 B Asalnya Dosa 00030 D Keadilan Menurut Alkitab 00031 E Apakah Manusia Adil 00032 F Manusia dan aku senantiasa bergumul dengan dosaku Maz 51 3 4 dan seluruh ayat pasal ini Baik Adam Saul maupun Daud dan banyak tokoh Alkitab lainnya semuanya menderita karena perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Makalah Etika profesi hukum merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari kanon Perjanjian Lama Wikipedia bahasa perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4, Perkembangan dan Penulisan Kanon Yahudi Kanon Perjanjian Lama namun mengakui nilainya untuk pendidikan sehingga jemaat diperkenankan untuk membaca dan mempelajarinya Menurut The Apocrypha Komuni Anglikan dengan tegas menyatakan bahwa Apokrifa tersebut adalah bagian dari Alkitab dan harus dibaca dengan hormat oleh jemaat perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 kanonisasi alkitab merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari 3 4 Tafsiran Catatan Alkitab SABDAperkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4, Perjanjian Lama Kejadian Keluaran Imamat Bilangan Ulangan Yosua Hakim hakim Rut 1 Samuel 2 Samuel 1 Raja raja 2 Raja raja 1 Tawarikh 2 Tawarikh Ezra Nehemia Ester Ayub Mazmur Amsal Pengkhotbah Kidung Agung Yesaya Yeremia Ratapan Yehezkiel Daniel Hosea Yoel Amos Obaja Yunus Mikha Nahum Habakuk Zefanya Hagai Zakharia Maleakhiperkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Negara hukum dan negara hukum demokratis merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari DALAM ALKITAB Bloggerperkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4, IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ilmu adalah pengetahuan dan yang sudah diklarifikasi diorganisasi disistematisasi dan diinterpretasi menghasilkan kebenaran obyektif sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah 5 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Makalah Etika profesi hukum merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari Penulisan Alkitab Perjanjian Lama dan Baru perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4, 12 06 2020 Itulah sejarah penulisan Alkitab Perjanjian Lama dan Baru agama Kristen Menyusun Alkitab bukanlah hal yang mudah bukan Sebagai Kristiani kita harus selalu menghargai jerih payah para Nabi saat menuliskannya Salah satunya dengan membaca dan hidup menurut apa yang tertulis dalam Alkitab Semoga artikel ini bermanfaat perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Silsilah Yesus Kristus merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Manusia jatuh ke dalam dosa pel 14dan 15 merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari 3 17 Tafsiran Catatan Alkitab SABDAperkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4, Nas Kej 3 16 19 Hukuman yang dikenakan pada laki laki dan wanita ayat Kej 3 16 19 dan juga efek dosa atas alam dimaksudkan untuk mengingatkan umat manusia tentang akibat akibat mengerikan dari dosa dan menyebabkan mereka bergantung pada Allah dalam iman dan ketaatan Allah bermaksud agar keadaan umat manusia dewasa ini bersifat memulihkan 1 Usaha Hawa untuk membebaskan diri dari perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2020 merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari Ballo s Blog Makalah Agama Kristen DOSAperkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4, Alkitab mengajarkan bahwa dosa lebih dari sekedar kegagalan etika diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama sama dengan dia dan suaminyapun memakannya Kejadian 3 4 6 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Silsilah Yesus Kristus merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Hai pemalas pergilah kepada semut perhatikanlah lakunya merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 kasus hambalang merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari Kejadian Wikipedia bahasa Indonesia ensiklopedia perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4, Kitab Kejadian adalah kitab pertama dari Alkitab dan kitab Taurat Musa atau Tanakh Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut Beresyit yang berarti pada mulanya sesuai dengan kata pertama dari kitab ini dalam bahasa Ibrani Dalam bahasa Inggris kitab ini disebut dengan nama Genesis Nama ini diambil dari terjemahan bahasa Latin Santo Hieronimus yang mengambilnya dari Septuaginta LXX perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Pengajaran Dasar GBI merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari Agama Kristen Katolik dan Protestan Tuhanyesus orgperkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4, 17 05 2020 Baptisan adalah bukti kalau kita sudah menyatu dengan Allah Ketika dibaptis kita akan menang dan dosa kita diampuni Bersama dengan Roh Kudus kita dianugerahi hidup baru Perkembangan Agama Kristen Dalam Alkitab 13 Tujuan Pernikahan Kristen Menurut Kejadian perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Bab 3 perwakilan diplomatik merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 Teologi Perjanjian Lama Wikipedia bahasa Indonesia merupakan perkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4 dari DOGMA TENTANG DOSA DAN KESELAMATANperkembangan dosa menurut alkitab kejadian 3 dan 4, SEJARAH DOGMA TENTANG DOSA DAN KESELAMATAN PADA GEREJA LAMA ISTIMEWA AUGUSTINUS DAN PELAGIUS OLEH RAMLI SN HARAHAP 1 PENDAHULUAN Berbicara mengenai sejarah dogma tentang dosa dan keselamatan pada Gereja Lama maka pasti akan berbicara mengenai paham paham tentang dosa yang dianut oleh para tokoh Kristen pada masa Gereja Lama tersebut
AyatSH: Kejadian 3:1-24. Judul: Tergoda. Keberadaan manusia di Taman Eden tidak berlangsung abadi (24). Manusia tergoda oleh bujuk rayu ular, yang merupakan binatang melata yang paling cerdik (1). Percakapan ular dengan perempuan membuat Hawa dan Adam tergoda untuk makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat (6).
Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Informasimenarik dari Popular 10+ Perkembangan Dosa Menurut Alkitab Kejadian 3 Dan 4, Paling Baru! adalah. ringkasan kejadian 3:1-24, kejatuhan manusia kedalam dosa menurut alkitab, renungan khotbah kejadian 3 1 24, khotbah kejadian 3:6-13, renungan kejadian 3 ayat 1 sampai 24, kesimpulan dari kejadian 3 ayat 1 sampai 24, inti dari kejadian 3:

KEJADIAN 31-24 I Serangan setan. 1 Setan memakai ular ay 1. a Ada dua hal yang sering diperdebatkan yaitu Ular disebut binatang yang paling cerdik ay 1. Ini kelihatannya bertentangan dengan fakta karena kita melihat binatang-binatang lain yang rasanya lebih pandai dari ular seperti anjing, kera, lumba-lumba, dsb. Menghadapi persoalan ini perlu kita ingat bahwa dalam ay 14 ular dikutuk oleh Tuhan. Jadi, bisa saja setelah itu ular kehilangan kecerdikannya. Dalam Mat 1016 pada waktu Yesus berkata bahwa orang kristen harus cerdik seperti ular’, mungkin Yesus menunjuk pada saat sebelum ular ke-hilangan kecerdikannya. Ular bisa bicara. Ini dianggap sebagai dongeng. Tetapi sebetulnya tidak ada se-suatu yang aneh dalam bagian ini. Tuhan bisa membuat keledai Bileam bicara. Setan bisa membuat ular bicara. Dalam kekristenan ada bahasa lidah / Roh. Dalam agama-agama lain dan occultisme, bahkan dalam kalangan kristen, juga ada bahasa lidah / roh yang datang dari setan. Kalau setan bisa memberi bahasa lidah / roh kepada manusia, mengapa ia tidak bisa memberi pada ular? b Yang disebutkan adalah ular, bukan setan. Hal yang menarik dalam Kej 3 ini adalah bahwa setan sendiri tidak pernah disebutkan! Tetapi, sebetulnya inilah pengalaman kita sehari-hari! Setan sendiri tidak menampakkan diri; hanya agen-agennya / alat-alatnya yang kelihatan. Karena itu setiap kali ada ajakan, perin-tah, bujuk rayu untuk membuat dosa, sekalipun saudara tidak melihat setan dengan mata jasmani saudara, ingatlah bahwa setan ada dibalik orang yang mengajak saudara berbuat dosa itu. 2 Setan menyerang Hawa ay 1. a Setan menyerang Hawa waktu Hawa sedang sendirian. Kata-kata yang bersama-sama dengan dia’ dalam ay 6b tidak berarti bahwa Adam sudah bersama-sama dengan Hawa sejak ay 1. Ay 17a dan 1Tim 214 menunjukkan bahwa Adam tidak mendengar bujukan setan, tetapi mendengarnya dari Hawa. Jadi, waktu setan menyerang, Hawa sedang sendirian. Setan selalu menyerang pada saat yang tepat. b Hawa adalah titik lemah. Hawa adalah titik yang lebih lemah dibanding dengan Adam karena Hawa tidak mendengan larangan makan buah secara langsung. Kej 216-17 dikatakan oleh Allah hanya kepada Adam karena pada saat itu Hawa belum diciptakan. Hawa lalu mendengar larangan itu dari Adam. Karena itu Hawa merupakan titik lemah. Setan selalu me-nyerang titik lemah! Karena itu sadarilah apa kelemahan saudara dan berdoalah selalu supaya Tuhan menguatkan saudara di titik lemah itu. 3 Setan menyerang Firman Tuhan. a Setan menyerang supaya Hawa meragukan Firman Tuhan ay 1b. Dalam ay 1b ini Alkitab Indonesia kurang tepat terjemahannya. NIV “Did God really say …” = Benarkah Allah berkata …. b Setan mengubah Firman Tuhan ay 1- semua tak boleh dimakan. Reaksi Hawa a. Hawa mengurangi Firman Tuhan. Bandingkan kata-kata Hawa dalam ay 2 dan larangan asli dari Tuhan dalam Kej 216-17. Kata semua’ ditiadakan. Sepintas lalu penghapus-an kata semua’ ini tidak ada artinya. Tetapi sebetulnya ada! Kalau ada kata semua’ maka penekanannya ada pada kasih Allah Allah mengijinkan memakan semua, kecuali satu. Tetapi dengan tidak adanya kata semua’, maka penekanan Hawa adalah pada larangan Allah. b. Hawa menambahi Firman Tuhan ay 3- raba’. Dari reaksi Hawa ini jelaslah bahwa Hawa kurang kuat berpegang pada Firman Tuhan! Ini menyebabkan setan makin berani menyerang. Dalam ay 4 setan secara terang-terangan menentang Firman Tuhan! Melalui ay 4 ini setan ingin supaya Hawa tidak percaya kepada Allah. menganggap Firman Tuhan tak benar. menganggap hukuman tidak ada. Setan selalu menyerang Firman Tuhan. Karena itu kita harus belajar Firman Tuhan baik-baik. 4 Setan menyerang dengan dusta ay 5 bdk. Yoh 844. Dalam ay 5 ini jelas setan menawarkan sesuatu sebagi imbalan bdk. Mat 49. Imbalan yang ditawarkan oleh setan ialah menjadi seperti Allah’. Ini tentu dusta! Penerapan Setan selalu mengajak kita melanggar Firman Tuhan dengan imbalan’ tertentu. Misalnya Mendorong kita untuk membolos dari kebaktian dengan imbalan piknik / kesenangan dunia yang lain. Mendorong kita pergi ke dukuin / menggunakan magic dengan imbal-an kesehatan, kesembuhan, atau kekayaan / sukses. II Kejatuhan Adam dan Hawa. Hawa melihat’ ay 6. Banyak dosa terjadi karena penggunaan mata yang salah bdk. 2Sam 112. Lalu dalam diri Hawa timbul keinginan untuk makan ay 6, ia mengambil buah itu dan makan. Ia juga memberikannya kepada Adam dan Adam ikut makan. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa! Mungkin mereka sudah puluhan kali lewat pohon itu dan tidak jatuh, tetapi kali itu mereka jatuh! Ini memberikan pelajaran kepada kita kita tidak pernah bisa kebal terhadap dosa apapun juga! Dosa Adam dan Hawa tidak ringan mereka tidak perduli dan tidak percaya pada Firman Tuhan. mereka berambisi menjadi Allah ini kebalikan dari sikap Yesus. Bdk. Fil 25-7. Mereka diciptakan sebagai peta dan teladan Allah, tetapi mereka ingin menjadi seperti Allah! Ini adalah pemberontakan. Disamping itu ada hal-hal yang memperberat dosa mereka ¨ dusta ay 10 – ia takut bukan karena telanjang. ¨ tidak mau mengaku dosa, tetapi bahkan menyalahkan orang lain dan Allah sendiri ay 12-13. III Akibat / hukuman dosa. 1 Rasa malu dan rasa takut. Ay 7 mereka malu bdk. Kej 225 – tidak malu. Ay 8-10 mereka takut sehingga bersembunyi. 2 Penderitaan. Ini berlaku untuk perempuan ay 16 maupun laki-laki ay 17-19a. 3 Kematian jasmani ay 19b. Adam dan Hawa tidak mengalami kematian jasmani saat itu. Apakah itu berarti Kej 216-17 adalah salah? Tidak! Kej 216-17 terjadi saat itu. Saat itu juga Adam dan Hawa mengalami kematian rohani. Artinya mereka putus hubungan dengan Allah. Ini akan disusul oleh kematian jasmani ay 19b. Apa arti ay 20? Ada beberapa penafsiran a Adam melakukan ay 20 sebagai wujud imannya terhadap kata-kata Tuhan dalam ay 15. b Karena kematian jasmani tidak terjadi saat itu, maka Adam melakukan ay 20. c Ay 20 harus diterjemahkan ke dalam bentuk past perfect. Adam had named his wife Eve…’. Jadi, Musa sebagai penulis kitab Kejadian ini, mengatakan bahwa tadinya sebelum jatuh ke dalam dosa, Adam memberi nama Hawa artinya hidup / kehidupan, tapi ternyata melalui Hawa ia justru jatuh ke dalam dosa dan harus mati. 4 Diusir dari taman Eden ay 22-24. a Ay 22a tidak boleh diartikan secara hurufiah. Itu adalah irony = ejekan. Tuhan mengatakan itu karena Adam / Hawa percaya pada kata-kata setan dalam ay 5. b Ay 22b-24 Adam dan Hawa diusir dari taman Eden. Ada yang menafsirkan ini sebagai tindakan kasih Allah. Allah tidak ingin mereka hidup menderita selama-lamanya dan karena itu mereka dihalangi untuk makan buah pohon kehidupan. Dengan dihalangi, mereka akan mati dan terbebas dari penderitaan. Ini tafsiran yang salah! Allah menghalangi mereka makan buah pohon kehidupan karena Allah tidak ingin FirmanNya dalam ay 19b bahwa manusia harus mati lalu tidak terlaksana. Kalau mereka makan buah pohon kehi-dupan, maka mereka tidak akan mati dan ay 19b tidak terjadi. Karena itu Allah menghalangi mereka makan buah pohon kehidupan. IV Kasih Allah. Ditengah-tengah hukuman yang diberikan oleh Allah, kita masih bisa melihat kasih Allah kepada manusia! 1 Ay 14 hukuman kepada ular a Terkutuk. b Menjalar dengan perut. Ini menyebabkan ada penafsir yang beranggapan bahwa dulu ular berjalan tegak atau punya kaki. c Makan debu tanah. Tetapi kenyataannya ular tidak makan debu. Bagaimana penyele-saiannya? Jawab Makan debu tanah bisa diartikan secara Hurufiah * karena menjalar dengan perut, maka pasti ada debu yang ma-suk ke mulutnya. * ini berlaku untuk ular itu saja, bukan untuk ular lain. Kiasan. Artinya ular direndahkan bdk. Mikha 717; Yes 4923; Maz 729. Satu hal yang perlu dipertanyakan Ular adalah binatang yang tidak bermoral. Lalu mengapa ia dihukum? 1. Binatang yang tidak bersalahpun ikut jadi korban dosa manusia. Contoh banjir Nuh. 2. Kej 95 & Kel 2128 menunjukkan bahwa binatang yang salah memang dihukum. Binatang diciptakan untuk manusia. Kalau ia menghancur-kan manusia, maka ia harus dihancurkan. 3. Seorang yang bernama Chrysostom berkata “God destroys the instrument that brought His creature to fall, just as a loving father, when punishing the murderer of his son, might snap in two the sword or dagger with which the murder had been committed” = Allah menghancurkan alat yang menyebabkan ciptaanNya jatuh, sama seperti seorang bapa yang mengasihi, ketika menghukum pembunuh anaknya, bisa mematahkan pedang atau pisau dengan mana pembunuhan itu telah dilakukan. Jadi, Allah menghukum ular saking jengkelnya melihat manusia yang Dia cintai telah jatuh ke dalam dosa. Jadi, dari hukuman ular ini, kita melihat kasih Allah kepada manusia. 2 Ay 15 terutama ditujukan kepada setan. Ini sering disebut PROTO EVANGELIUM Injil yang pertama. Sekalipun kata-kata ini ditujukan kepada ular / setan, tetapi artinya penting sekali untuk manusia, karena ini adalah janji Allah bahwa dari keturunan Hawa akan ada seorang yang akan mengalahkan setan. Nubuat ini telah digenapi dengan kedatangan, kematian, dan kebangkitan Yesus yang sudah mengalahkan setan. Penutup Dari bagian ini kita bisa melihat kebencian Allah kepada dosa dan juga keadilan Allah yang menyebabkan Ia menghukum dosa. Ini mengajar kita untuk tidak meremehkan dosa. Tapi tetap kita juga bisa melihat kasih Allah. Ia memberikan pengharapan untuk manusia yang berdosa untuk bisa diselamatkan. Betapapun besarnya / banyak-nya dosa saudara, jangan putus asa. Masih ada harapan! Allah mengasihi saudara dan ingin menyelamatkan saudara. Yesus sudah menggenapi Kej 315 sehingga sekarang setan sudah dikalahkan. Kalau saudara percaya kepada Yesus, saudara akan diampuni dan diselamatkan.
2 QS An-Nisa ayat I dan 3 3 QS Al-Qiyamah ayat 39 OS An-Nur 21 dan 32 5. QS . 21 Di antaranya Q S. An-Nisa. 3 Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang karnu senangi dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil[265], Maka (kawinilah) scorang saja[266J, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu Poin menarik dari Ketahui Ringkasan Kejadian 3, Paling Baru! adalah kesimpulan dari kejadian 3 ayat 1 sampai 24, renungan kejadian 3 ayat 1 sampai 24, khotbah kejadian 3 6 13, ringkasan kejadian 4, renungan kejadian 3 17 - 24, renungan kejadian 31-19, renungan khotbah kejadian 3 1 24, inti dari kejadian 31-13, ringkasan kejadian 3 ringkasan kejadian 3 Ringkasan teori akuntansi Suwardjono merupakan ringkasan kejadian 3 dari Intisari Alkitab Kejadianringkasan kejadian 3, Bila kita melihat keseluruhan isi Alkitab maka penekanan di sini bukan soal asal suatu suku bangsa tetapi pola pikir yang dimiliki oleh bangsa tersebut yang berbeda dengan pola pikir orang percaya yang telah dikomunikasikan oleh Tuhan melalui firman Nya ringkasan kejadian 3 ringkasan kejadian 3 Kurikulum Mulok Bahasa Jawa SMP 2020 merupakan ringkasan kejadian 3 dari Kitab Kejadian 3 Lahir Baru Perjanjian Lamaringkasan kejadian 3, Dalam Artikel Ini Mencatat Membuat Draf dan Mengedit Ringkasan Membaca Buku dengan Saksama 13 Referensi Menulis ringkasan buku membantu Anda memahami materi yang dibaca Selain itu Anda bisa menggunakan ringkasan sebagai referensi untuk mengingat hal hal penting yang ada di dalam buku jika dibutuhkan ringkasan kejadian 3 ringkasan kejadian 3 IR1 2 3 Minggu 06 Januari 2020 Pdm Irwan Ambarita merupakan ringkasan kejadian 3 dari Khotbah Aku DIA dan Sabda NYAringkasan kejadian 3, ringkasan kejadian 3 ringkasan kejadian 3 Top3 Berita Hari Ini Maling Ban dan Pemotor Terjepit di merupakan ringkasan kejadian 3 dari kejadian 3 ringkasan kejadian 3 Ringkasan Peristiwa Israk Mikraj Arnamee blogspot merupakan ringkasan kejadian 3 dari kejadian 3 ringkasan kejadian 3 http belajar muganet com bse 03 SMA MA kelas11 terampil merupakan ringkasan kejadian 3 dari kejadian 3 ringkasan kejadian 3 Ringkasan teori akuntansi Suwardjono merupakan ringkasan kejadian 3 dari KITAB KEJADIAN 1 15 Matius Sobolim S Thringkasan kejadian 3, 07 11 2020 Ringkasan Kitab Kejadian 3 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah Ular itu memperdaya perempuan itu dengan memelintir Firman Tuhan Sehingga perempuan itu melanggar Firman Tuhan dengan memakan buah pengetahuan yg baik dan yang jahat dan memberikannya juga kepada suaminya ringkasan kejadian 3 ringkasan kejadian 3 VIDEO Ini Dia Ringkasan Dan Kronologi Kes Tebusan Di merupakan ringkasan kejadian 3 dari Cara untuk Menulis Ringkasan Buku wikiHowringkasan kejadian 3, ringkasan kejadian 3 ringkasan kejadian 3 Ringkasan teori akuntansi Suwardjono merupakan ringkasan kejadian 3 dari YANG MEMBERI MAKNA Khotbah Kejadian 3 8 19 ringkasan kejadian 3, GAYA PENULISAN KITAB KEJADIAN 1 Kitab Kejadian mengajarkan kebenaran dengan menceritakan kisah kisah bukan dengan memberikan pelajaran dalam bentuk yang lebih formal 2 Kisah kisah yang diceritakan bersifat sangat manusiawi Tidak ada upaya untuk menutup nutupi fakta bahkan pahlawan pahlawan besar sekalipun digambarkan apa adanya 3 ringkasan kejadian 3 ringkasan kejadian 3 Ringkasan teori akuntansi Suwardjono merupakan ringkasan kejadian 3 dari 3 Wikipedia bahasa Indonesia ensiklopedia bebasringkasan kejadian 3, Kejadian 3 disingkat Kej 3 adalah pasal ketiga Kitab Kejadian dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen Termasuk dalam kumpulan kitab Taurat yang disusun oleh Musa Teks Sumber utama Kitab Kejadian Masoretik abad ke 10 M Septuaginta abad ke 3 SM dan Naskah Laut Mati abad ke 2 SM ringkasan kejadian 3 ringkasan kejadian 3 Ringkasan teori akuntansi Suwardjono merupakan ringkasan kejadian 3 dari Kejadian 3 Alkitab Terjemahan Baruringkasan kejadian 3, Di sini penulis Kitab Kejadian mengisahkan langkah langkah yang menuju kepada masuknya dosa ke dalam hati orang orang yang diciptakan Tuhan ini yaitu mereka yang memulai kehidupan dengan hati demikian bersih dan dengan masa depan yang demikian cemerlang Ketidaktaatan dan dosa merusak gambaran yang ada ringkasan kejadian 3 ringkasan kejadian 3 Strategi dan model pembelajaran p kn komtemporer dan inovatif merupakan ringkasan kejadian 3 dari 3 1 Tafsiran Catatan Alkitab SABDAringkasan kejadian 3, Kitab Kejadian adalah kitab pertama dari Alkitab dan kitab Taurat Musa atau Tanakh Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut Beresyit yang berarti pada mulanya sesuai dengan kata pertama dari kitab ini dalam bahasa Ibrani Dalam bahasa Inggris kitab ini disebut dengan nama Genesis ringkasan kejadian 3 ringkasan kejadian 3 Kurikulum Mulok Bahasa Jawa SMP 2020 merupakan ringkasan kejadian 3 dari Kejadian Wikipedia bahasa Indonesia ensiklopedia ringkasan kejadian 3, 20 03 2020 Dalam Kitab Kejadian 3 17 dosa Adam mengakibatkan tanah terkutuk akibat tanah tidak secara otomatis boleh mensejahterakan manusia tidak ringkasan kejadian 3 ringkasan kejadian 3 Revenue Cycle merupakan ringkasan kejadian 3 dari kejadian 3 ringkasan kejadian 3 SEMBANG BUKU Aku Mahu Super Bodyguard paradecomix merupakan ringkasan kejadian 3 dari Untukmemakan hasilnya, kamu harus bersusah payah sepanjang hidupmu.+ 18 Tanah akan menumbuhkan tanaman berduri dan rumput liar, dan tumbuhan di padang akan menjadi makananmu. 19 Kamu harus berkeringat dan bekerja keras untuk bisa makan,* sampai kamu kembali ke tanah, karena kamu berasal dari situ.+ Kamu debu dan kamu akan kembali ke debu."+ 20 Setelah itu Adam menamai istrinya Hawa,* karena dia akan menjadi ibu dari semua orang yang hidup.+ 21 Allah Yehuwa membuat pakaian panjang dari KEJADIAN 31-24 PEMBAGIAN PARAGRAF DARI TERJEMAHAN-TERJEMAHAN MODERN NASB NKJV NRSV TEV NJB Kain dan Habel Pencobaan dan Kejatuhan Manusia Kisah Pencobaan Ketidaktaatan Manusia Kejatuhan 31-7 31-8 31-7 31 31-7 32-3 34-5 36-7 38-19 38-19 38-9 38-13 39-19 310 311 312 313a 313b 14-16 14-16 14-16 Allah Mengumumkan Penghakiman 17b-19 17b-19 17b-19 314-15 314-16 14-16 320-21 320-24 320-21 320-21 317-19 17-19 320-24 Adam dan Hawa Diusir Keluar dari Taman 322-24 322-24 322-24 SIKLUS PEMBACAAN KETIGA lihat hal. xv MENGIKUTI MAKSUD SI PENULIS ASLI PADA TINGKAT PARAGRAF Buku ini adalah komentari panduan belajar, yang artinya andalah yang bertanggung jawab untuk penafsiran anda akan Alkitab. Setiap kita harus berjalan dalam terang yang kita miliki. Anda, Alkitab, dan Roh Kudus adalah prioritas dalam penafsiran. Janganlah menyerahkan hal ini pada seorang komentator. Baca pasal ini satu kali sekaligus. Identifikasikan pokok-pokoknya. Bandingkan pembagian-pembagian pokok dengan lima terjemahan moderen. Walau pemisahan paragraf bukan diilhami Allah, namun adalah merupakan kunci untuk bisa mengikuti maksud si penulis asli, yang adalah inti dari penterjemahan. Setiap paragraf hanya memiliki satu dan satu pokok saja. 1. Paragraf pertama 2. Paragraf kedua 3. Paragraf ketiga 4. Dst. PENGANTAR Kejadian 3 bersifat sangat penting dalam pemahaman akan masalah kejahatan dan penderitaan di dalam dunia kita. Cukup mengejutkan bahwa mayoritas dari para rabi tidak menggunakan naskah ini dalam diskusi mereka mengenai kejahatan, dosa, dan pemberontakan manusia. Pengaruh pemberontakan manusia secara sengaja melawan Allah yang penuh kasih, peduli, menyediakan, dan suka bersekutu telah mempengaruhi bukan hanya kehidupan keagamaan mereka namun juga kehidupan pribadi, kekeluargaan, dan dunia mereka. Perhatikan harga mahal yang telah dibayar secara pribadi oleh Allah sendiri supaya manusia bisa menikmati kemerdekaan. Sukacita Allah dan maksud tujuan asli bagi/dengan penciptaan telah terpengaruhi secara radikal namun tidak secara permanen oleh pemberontakan manusia. Jika kita menerima kebaikan dan kasih pemberian Allah, pemberontakan umat manusia dan kemungkinan para malaikat akan terlihat dalam ke tidak hormatan dan keberpusatan pada dirinya secara radikal. Keberlanjutan kasih dan janji keselamatan Allah lih. 315 juga menjadi semakin radikal dalam sifat kemurahannya! Walaupun pasal ini memiliki motif-motif yang serupa dengan naskah-naskah Timur Dekat kuno yang lain, penyajiannya bersifat monoteistis dan bukan dualistis. ASAL USUL DAN MAKSUD DARI DOSA Bahan Alkitabiah Ini adalah anggapan teologis saya bahwa maksud yang diciptakan setan adalah 1 untuk menawarkan pada makhluk-makhluk Allah yang sadar suatu pilihan yang akan membawa kepada keberdiri-sendirian dan kemudian pendakwaan, Ayb 1-2; Zak 3; atau 2 Kejadian 3 memprasuposisikan suatu pemberontakan kemalaikatan sebelumnya di dalam ciptaan Allah atau setidaknya secara jelas memfitnah Allah untuk manusia melalui lembaga malaikat. Manusia dipengaruhi oleh pencobaan. Alkitab tidak secara khusus mendiskusikan asal maupun maksud dari “kejahatan.” Beberapa tulisan-tulisan Yahudi baru menegaskan bahwa dosa dimulai dari Kej 3 dalam setan, kemudian dalam umat manusia Tulisan-tulisan antar-alkitab Yahudi lain menyatakan bahwa dosa dimulai dalam Kej 6 dalam “anak-anak Allah” Setelah jaman Yesus para guru palsu menggabungkan Yudaisme dengan pemikiran Yunani dan menyatakan bahwa kejahatan melekat dalam benda-benda jasmani yaitu pemikiran gnostik Yunani, lih. Kol; Ef; I Tim; II Tim; dan Titus Ada anggapan bahwa kejahatan memiliki suatu maksud tujuan atau jika tidak hal ini tidak akan ada. Namun ada suatu intensifikasi yang nyata dari kejahatan dan setan dari PL kepada PB lih. Teologia dari PL oleh A. B. Davidson, hal 300-306. Dalam PL setan bukanlah suatu musuh Allah kecuali kemungkinan di pasal ini namun selalu merupakan musuh dari manusia. Para rabi mengatakan si jahat merasa cemburu akan kasih dan perhatian Allah bagi manusia. Dosa Adam mempengaruhi seluruh ciptaan yaitu, yang merupakan konsep kebersamaan Ibrani lih. Kej 314-24; Rom 512-21; 818-23. Perkembangan Historis-Teologis diambil dari Teologia Sistematis oleh L. Berkhof. Para rabi menolak dosa asal dan lebih memilih pada dua maksud baik versus jahat. PL tidak mendiskusikan Kej 3 secara panjang lebar tidak pula pra rabi. Irenaeus 130-202 M adalah bapa gereja pertama yang mendiskusikan dosa Adam dan konsekuensi-konsekuensinya. Pandangan mengenai kejatuhan manusia melalui dosa Adam menjadi dominan dalam Gereja Barat yaitu Agustinus. Nampaknya ini digunakan untuk memerangi gnostisisme yang menempatkan masalah kejahatan pada materi itu sendiri. Origen 182-251 M mempertahankan bahwa tiap manusia berdosa secara sukarela dalam suatu keberadaan yang sebelumnya Platonis. Bapa-bapa Yunani Gereja Timur dari abad ke tiga dan ke empat melonggarkan penekanan peran Adam dalam masalah kejahatan di dalam dunia kita. Hal ini berkembang menjadi Pelagianisme dari seorang biarawan Inggris yang menolak adanya keterkaitan sama-sekali. Bapa-bapa Latin yaitu gereja barat, mengikuti Agustinus, menekankan tempat Adam dalam masalah kejahatan, dosa, dan penderitaan dalam dunia kita. Selama Reformasi Protestan para pembaharu utamanya mengikuti Agustinus, sementara Armenius mengembangkan suatu reaksi semi-Pelagian terhadap Kalvinisme dogmatis. Para filsuf dan teolog menyatakan beberapa teori tentang dosa Kant—sesuatu yang tidak diketahui, tak dapat diterangkan, dalam bidang yang supersensibel Leibnitz—dikarenakan oleh keterbatasan yang melekat dari kosmos material Schleiermacher—dikarenakan oleh sifat kepancainderaan manusia Ritschl—dikarenakan oleh kedunguan manusia Barth—terlibat dengan misteri pra destinasi Whitehead—dosa melekat dalam sistem dunia ini. Ini berfungsi untuk membangun baik Allah dan manusia. Pendorong utama dari Alkitab ialah penebusan umat manusia dari dosa dan kejahatan, yang dilakukan oleh suatu Allah yang bersifat pribadi, penuh kasih melalui Kristus. Asal-usul Dosa tidak pernah didiskusikan. KAJIAN KATA DAN FRASA NASKAH NASB UPDATED 31-7 1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu "Tentulah Allah berfirman Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" 2Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." 4Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu "Sekali-kali kamu tidak akan mati, 5tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." 6Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. 7Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. 31 “Adapun” Ini bukan berkenaan dengan waktu namun suatu teknik kesastraan untuk mengantar suatu tahapan baru dalam drama penciptaan. Kita tidak tahu berapa lama Adam dan Allah telah bersama-sama atau berapa lama Adam, Hawa, dan Allah telah bersama-sama sebelum catatan ini. “ular” Lihat Topik Khusus berikut. Seekor ular juga merupakan musuh dalam Epos Gilgamesh lih. 11287-289 yang mencuri tanaman yang memberikan kehidupan kekal. “licik” Ada dua kemungkinan permainan kata istilah ini bunyinya sangat dekat dengan “telanjang” di 225 yangberhubungan denan istilah ini BDB 791, KB 886 1 “licik” or “arif” dan 2 “bijaksana” mis. Ams 14; 85,12; 1216,23; 1316; 148,15,18; 223; 2712. Sepertinya bukan merupakan kata yang negatif yang diterapkan pada si ular namun secara sederhana suatu pengakuan akan sifat-sifatnya lih. Mat 1016. Inilah kemungkinan mengapa si jahat memilih untuk berinkarnasi menjadi binatang yang ini. “segala binatang di darat” Ini menunjukkan bahwa ular hanyalah satu dari banyak bentuk binatang ciptaan. “TUHAN Allah” kata pertama “TUHAN” adalah nama perjanjian Allah, YHWH, dari kata Ibrani “ada” lih. Kel 314. Kate kedua “Allah” adalah kata Ibrani Elohim yang adalah bentuk JAMAK dari kata umum bagi Allah di Timur Dekat kuno, El. Para rabi mengatakan bahwa YHWH mewakili kemurahan perjanjian Allah sementara Elohim mewakili Allah sebagai pencipta. Lihat Topik Khusus Sebutan-sebutan KeTuhanan pada 24. “Ular itu berkata” Telah ada banyak spekulasi mengenai suatu ular yang pandai berbicara lihat kata ganti orang nya. Kita tidak tahu hubungan antara manusia dengan binatang sebelum kejatuhan walaupun hubungan ini pasti bersahabat. Namun demikian, saya menganggap bahwa bicara ini adalah bagian dari gambar Allah dalam manusia dan oleh karenanya bukan hal yang normal bagi binatang-binatang. Persekutuan yang sama ini akan dipulihkan dalam suatu rancangan eskatologis lih. Yes 116-11. Saya menganggap bahwa ular tersebut dirasuki setan dan karenanya suara setanlah yang terdengar. Apakah yang mengejutkan secara teologis adalah bahwa Hawa tidak terkejut! “perempuan itu” Telah ada banyak spekulasi di antara para komentator atas mengapa Hawa terpisah dari Adam, walaupun kata kerja yang digunakan oleh setan berbentuk JAMAK. Dalam 36 ini mengisyaratkan Adam mungkin telah hadir di sebagian dialog tersebut. Beberapa orang menyatakan bahwa ini adalah perlambangan dari Hawa yang mencari identitas dirinya. Orang lain lagi percaya bahwa setan mencobai Hawa karena ia tidak mendengar perintah Allah secara langsung lih. 216-17. Semuanya ini adalah spekulasi. “Tentulah Allah berfirman” para rabi mengatakan bahwa setan tidak bisa menggunakan kata YHWH karena ia tidak mengenal kemurahan Allah. Namun dimikian, sepertinya ada intensifikasi kejahatan dalam diri setan dalam Alkitab lih. Teologia Perjanjian Lama oleh A. B. Davidson, hal. 300-306. “Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya” Frasa Ibrani ini sangat khusus namun sepertinya ini berhubungan dengan suatu peneguhan, bukan suatu pertanyaan. Si ular secara sederhana hanya memulai suatu dialog denga perempuan itu dalam kaitan dengan larangan Allah terhadap pohon yang di tengah-tengah taman tersebut. 32 Hawa menyatakan ketetapan Allah mengenai semua pohon yang lain sebagai makanan cf. 216. Namun ular tersebut mengesampingkan hal ini untuk berfokus pada larangan Allah akan pohon pengetahuan akan yang baik dan yang jahat. 33 “tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman” Dari Kej 29 kita mempelajari bahwa ada dua pohon di tengah-tengah taman itu, poho kehidupan dan pohon pengetahuan akan yang baik dan yang jahat. Nampaknya pada saat yang tepat buah dri kedua pohon ini akan diberikan kepada manusia, namun penyambaran kepentingan diri manusia membawa hal ini keluar dari rencana Allah betapa berlawananya tanggapan Yesus dalam Flp 26-11. Pohon kehidupan adalah umum dalam catatan penciptaan Timur Dekat kuno, namun demikian, pohon pengetahuan akan yang baik dan yang jahat bersifat unik hanya ada dalam Alkitab. Tak ada hal yang magis dari buahnya. Cara Allah menggunakannya, dan bukan apapun yang melekat dalam kualitas jasmani dari buah itu sendiri lah yang membuatnya sangat penting. “nanti kamu mati” Istilah ini BDB 559, KB 502 digunakan tiga kali dalam ay 3 dan 4. Tidaklah pasti apa yang dipahami Hawa mengenai kematian karena tak ada satupun binatang yang telah mati. Namun demikian, ini entah bagaimana mungkin telah dikomunikasikan kepada manusia laki-laki dan perempuan. Alkitab mengenal tiga macam kematian 1 kematian rohani yang muncul dalam Kej 3; Yes 592; Rom 710-11; Ef 21; Yak 115; 2 kematian jasmani yang dihasilkan, Kej 5; dan 3 kematian kekal sebagai konsekuensi dari hati manusia yang keras-kepala dan suka memberontak lih. Wah 211; 206,14; 218. 34 “Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu Sekali-kali kamu tidak akan mati.’” Ini adalah bentuk INFINITIVE ABSOLUTE dan sebuah Qal IMPERFECT dari akar yang sama BDB 559, KB 562 yang digunakan untuk penekanan. Setan pertama-tama telah menyerang kejujuran Allah; sekarang ia menyerang kebenaran firman Allah. Dan di ay 5, ia akan menyerang kemurahan hati dan kebaikan Allah kepada umat manusia. Bentuk bahasa Ibrani dari kalimat ini adalah di dalam suatu bentuk yang diintensifkan secara menyolok. Setan menolak pernyataan Allah. 35 “tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka” Ada kebenaran yang terbatas dalam apa yang setan katakan, namun ini merupakan suatu kebenaran setengah-setengah yang tragis lih. Titus 115. Ini sepertinya suatu penggunaan kesastraan secara penggambaran akan kata “hari” oleh si penterjemah, yang berarti “kapanpun.” Secara hurufiah frasa Ibraninya adalah “bahwa ketika.” KATA KERJAnya “terbuka” BDB 824, KB 959, Niphal PERFECT, lih. ay 7 mengisyaratkan seorang pelaku, kemungkinan kuasa dari pohon tersebut atau si jahat. “kamu akan menjadi seperti Allah” Kata bagi Allah ini adalah Elohim. Lihat Topik Khusus pada 24. Digunakan dalam konteks ini untuk Allah sendiri dan ini adalah bagaimana banyak terjemahan menafsirkan frasa ini. Namun demikian, istilah ini dapat juga digunakan untuk malaikat lih. Maz 85,6; 821,6 [dikutip dalam Ibr 27]; 977; ini dapat digunakan untuk suatu “makhluk roh” lih. I Sam 2813 dan ini dapat digunakan untuk para hakim Israel lih. Kel 216; 228-9. Sepertinya akan lebih masuk akal bahwa ini adalah suatu janji mengenai makhluk seperti malaikat-malaikat, makhluk rohani yang ada bersama dengan Allah atau kemungkinan dewan illahi lih. 322. Ironislah bahwa manusia mencoba untuk merenggut dari Allah apa yang telah menjadi miliknya. Umat manusia adalah suatu tingkataan rohani yang lebih tnggi daripada para malaikat lih. Ibr 114; 214-16; I Kor 63. 36 “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian” Di sini kita melihat tia kai lipat pengembangan dari ujian menjadi tindakan dosa sebenarnya. Para rabi mengatakan bahwa mata dan telinga adalah jendela jiwa dan apa yang kita biarkan masuk akan tumbuh dalam hati kita sampai tindakan fatal tersebut dilakukan. “dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya” Telah ada banyak spekulasi mengenai ayat ini. Para rabi menegaskan bahwa Adam memakannya sehingga ia tidak dipisahkan dari istrinya. Ini djuga ditegaskan oleh Milton dalam Firdaus yang Terhilang. Namun demikian, sepertinya dari konteksnya, Hawa bertindak terhadap Adam sebagaimana si ular bertindak terhadapnya, sejalan dengan bukti pengalaman bahwa ia telah memakannya dan tidak mati. Para rabi bahkan menegaskan bahwa si ular menggunakan teknik yang sama ini dengan Hawa; yaitu bahwa ia memaksa Hawa untuk memegang buah itu dan berkata, “Lihat, kamu tidak mati.” Kemungkinan Hawa memberitahukannya kepada Adam, “Lihat, saya tidak mati.” 37 “dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang” Ini telah digunakan oleh banyak komentator untuk menegaskan sesuatu yang sifat seksual terhadap pencobaan. lih. II Kor 113, “ular membujuk/memperdaya Hawa”. Bahkan para rabi berkata bahwa si ular memikat Hawa secara seksual, namun ini sepertinya merupakan suatu kecondongan dalam pembacaan naskah ini. Pengetahuan mereka yang baru bukanlah berkat seperti yang disanjung-sanjung sebelumnya lih. Titus 115. “menyemat daun pohon ara” Pendirian tradisional bahwa hawa memakan suatu apel sangatlah bersifat spekulatif. Para rabi mengatakan bahwa ia memakan buah ara dari pohon yang sama yang daunnya mereka ambil untuk dijadikan pakaian mereka. Namun demikian, “buah tersebut” bisa jadi adalah sebuah buah kurma atau jenis-jenis buah lain – yang hanya saja tidak kita ketahui. Jenis buah ini bukanlah pokok masalahnya. NASKAH NASB UPDATED 38-13 8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. 9Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya "Di manakah engkau?" 10Ia menjawab "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." 11Firman-Nya "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" 12Manusia itu menjawab "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." 13Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." 38 “mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu” King James menuliskan “suara dari TUHAN Allah” namun kata Ibraninya mengisyaratkan suara dari Dia yang sedang berjalan BDB 229, KB 246, Hithpael PARTICIPLE. Struktur dari bahasa Ibrani dan konteksnya sepertinya mengisyaratkan bahwa ini adalah suatu aktivitas yang biasa dilakukan di mana Allah dan pasangan manusia pertama bertemu untuk bersekutu. Ini merupakan suatu frasa yang bersifat sangat antropomorfis bagi Allah yang adalah makhluk rohani dan tak memiliki tubuh jasmani. Beberapa orang mengemukakan bahwa Allah mengenakan bentuk tubuh manusia bagi DiriNya untuk bersekutu dengan pasanganmanusia pertama ini. Inu mungkin saja benar, namun satu-satunya bagian dari Allah Tritunggal yang memiliki suatu keberadaan yang memenuhi syarat badaniah adalah Anak. Beberapa orang telah berspekulasi bahwa berhubung PB menegaskan penciptaan yang dilakukan oleh Anak lih. Yoh 13,10; I Kor 86; Kol 116; Ibr 12, dan bahwa sering ada manifestasi jasmani dari Allah yaitu, Malaikat Tuhan, mis. Kej 167-13; 2211-15; 3111, 15; 4815-16; Kel 32,4; 1321; 1419 ini mungkin menunjuk pada Kristus sebelum berinkarnasi. “pada waktu hari sejuk” Frasa Ibrani ini berhubungan dengan kata untuk angin BDB 398. Ini berbicara mengenai angin sepoi-sepoi yang sejuk bisa di pagi hari atau sore hari. “bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah” KATA KERJA ini BDB 285, KB 284 adalah Hithpael IMPERFECT. Tragedi dosa telah dapat dilihat dalam keterpisahan secara emosional dan juga jasmani antara Allah dan ciptaanNya lih. Maz 139; Wah 616. 39 “Dimanakah engkau?” Nyatalah bahwa ini bukannya Allah yang mencari informasi, namun menayakan suatu pertanyaan sehungga mereka bisa menyadari apa yang telah mereka perbuat lih. ay 11. Jenis-jenis dari pertanyaan retoris ini dalam PL telah digunakan untuk menyatakan suatu aspek yang berkembang dalam sifat-sifat Allah, yang disebut “Teisme Terbuka” yaitu, Clark Pennock, Pemindah yang Paling Tergerak. 310 “aku menjadi takut, karena aku telanjang” Betapa tragis! Adam menjadi takut terhadap Allah yang pengasih yang menciptakannya dan ingin mengenalnya. Intensitas kejahatan dapat dilihat dengan jelas di sini sebagaimana manusia masih terus menyembunyikan bersembunyi dari Allah, dari dirinya sendiri, dari keluarganya dan dari tata alamiah. Fakta bahwa ia telanjang secara sederhana hanyalah merupakan menyelubungan dari masalah yang sebenarnya yang adalah pemberontakan secara terang-terangan terhadap kehendak Allah. 312 “Manusia itu menjawab” Di sini kita memiliki tekanan pada fakta bahwa Adam tetap bertanggung jawab walaupun ia mencoba untuk menyalahkan Hawa, bahkan Allah sendiri. Bahkan di tengah-tengah berbagai dalih, penyalahan baik Hawa atau Allah, manusia tetap bertanggung jawab untuk tindakannya sendiri. Teologia Flip Wilson, “Iblis membuatku melakukannya!” adalah alasan yang tidak lebih dari “Lingkungan budaya telah menyebabkan saya melakukannya” atau “Pradisposisi Genetik telah membuatku melakukannya,” dsb. 313 “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan” Hawa dengan cepat belajar dari Adam dan ia mulai membuat dalih-dalih. Istilah “memperdayakan” sepertinya berarti “menyebabkan lupa” BDB 674, KB 728, Hiphil PERFECT. Ini bisa jadi merupakan suatu bentuk kata yang menirukan bunyi dari desisan si ular yaitu, hissi’ani. PB menyebutkan tindakan Hawa dalam II Kor 113 dan I Tim 214. WAWASAN-WAWASAN KONTEKSTUAL KE DALAM KEJADIAN 314-24 PENGANTAR Perikop ini, seperti 31-12, bersifat krusial dalam pemahaman kita tentang kondisi sekarang dari dosa, penyakit, penderitaan, ketidak-adilan, dan kejahatan dunia. Ini bukanlah dunia yang diinginkan Allah. Perikop ini, khususnya ay 15, memberikan pada kita kata pertama kita tentang akan mejadi apakah dunia kita akibat intervensi penebusan Allah! Ini adalah janji akbar penebusan kepada umat manusia yang jatuh dan memberontak dan janji ini akan digenapi melalui “perempuan ini.” Konsekuensi dari pemberontakan melawan pribadi dan firman Allah digambarkan dengan sangat jelas! Setan sangat jelas terlihat sebagai pendusta dan dosa sepenuhnya menjalankan programnya dalam kehidupan Adam dan Hawa dan anak-anak mereka. Hubungan antara laki-laki dan perempuan digambarkan secara jelas di ay 16 lih. II Tim 29-15; Ef 522; Kol 318; I Pet 31. Hubungan-hubungan yang ditekankan dunia kita ini adalah akibat langsung dari ketidaktaatan secara sengaja, mula-mula. Jika ada etiologi dalam PL, ini bisa jadi suatu contoh. Namun demikian, mereka juga telah dipengaruhi oleh anugerah Allah dalam Kristus lih. I Kor 1111; Gal 328. Para rabi menolak dosa asal dan menempatkan dua “yetzers” maksud. Namun demikian, sepertinya ada penguatan PL bagi Adam yang berdosa mula-mula dalam Ayb 144; 1514; 254; Maz 515 dan perikop PB klasik Rom 512-21. KAJIAN KATA DAN FRASA NASKAH NASB UPDATED 314-19 14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. 15Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." 16Firman-Nya kepada perempuan itu "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." 17Lalu firman-Nya kepada manusia itu "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu 18semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; 19dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." 314 “TUHAN Allah” Ini adalah kombinasi dari dua kata utama untuk Allah dalam PL, YHWH dan Elohim. Lihat catatan pada 24. “berfirman… kepada ular itu” Allah tidak mengajukan pertanyaan tentang ular itu sebagaimana yang dilakukanNya pada Adam dan Hawa. Ular itu dihakimi karena menjadi alat dari si jahat. “terkutuklah engkau lebih dari di antara segala ternak” KATA KERJAnya BDB 76, KB 91 adalah suatu Qal PASSIVE PARTICIPLE. Ini tidak mengisyaratkan bahwa semua ternak pengertian yang lebih luas dari sekedar sapi, kemungkinan binatang-binatang darat telah dikutuk. Frasa “lebih dari” dapat berarti “di antara semua ternak.” Para rabi mengatakan bahwa ini menunjuk pada periode kehamilan dari ternak dibanding ular, yang menurut Talmud adalah tujuh tahun. “dengan perutmulah engkau akan menjalar” Apapun yang menjalar dengan perutnya dianggap najis oleh orang Ibrani lih. Im 1142. Para rabi mengatakan bahwa Allah memotong kaki-kaki ular tersebut untuk menjadikannya menjalar, namun ini mungkin mirip dengan tanda pelangi dari Kej 913 yang kemungkinan selalu ada namun sekarang mempunyai tambahan arti ketika digunakan oleh Allah secara khusus. “dan debu tanahlah akan kaumakan” Ini disinggung dalam Yes 6525. Sepertinya terdapat aspek bahwa Allah benar-benar mengutuk seekor ular secara hurufiah. Frasa ini mungkin merupakan sebuah penggambaran dalam Alkitab untuk menunjuk pada kekalahan dan rasa malu. lih. Maz 799; Yes 4923; Mik 717. Kedua bentuk IMPERFECT dari ayat ini digunakan dalam suatu pengertian JUSSIVE. 315 “Aku akan mengadakan permusuhan” Permusuhan BDB 33 adalah suatu kata yang digunakan diantara pribadi-pribadi. Ini sepertinya merupakan transisi di mana penghakiman Allah dialamatkan kepada setan, bukan seekor ular secara hurufiah lih. Wah 129; 202. Lihat “Hadirat Allah yang menjadikan Gagasan Penafsiran Ketatabahasaan-kesejarahan Memenuhi Syarat Kejadian 315 sebagai suatu Kasus Ujian” oleh Vern S. Poythress, JETS, vol. hal. 87-103. “antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya” Telah ada banyak diskusi di antara para komentator mengenai ayat ini. Dalam suatu konteks kanonika yang lebih luas sepertinya ini menunjuk pada anak-anak yaitu “Benih,” BDB 282 dari si jahat lih. Mat 1338; Yoh 844 dan anak-anak dari Mesias lih. Irenaeus. Namun karena ayat berikutnya menggunakan bentk TUNGGAL “ia” dan “kamu” sepertinya ini menunjuk pada ketegangan antara Allah dan si jahat yang dilambangkan dalam karya penebusan Mesias yang akan datang lih. Irenaeus. Nyatalah bahwa Adam dan Hawa tidak memahami percabangan ini, bahkan kemungkinan tidak juga Musa, walaupun Musa mengakui dalam Ul 1818 bahwa seorang nabi yang lebih besardari dirinya sedang datang. Saya pikir ini kemungkinan mempunyai singgungan terhadap kelahiran dari perawan, walau hal ini tentu saja tidak diketahui oleh si manusia penulis aslinya, melainkan diketahui oleh si penulis IllahiNya Roh Kudus. Sebagaimana manusia jatuh melaui sifat menuruti kata hati dari seorang wanita, umat manusi akan ditebus melalui ketaatan seorang wanita dalam kehamilan yang adi kodrati akan Mesias oleh Roh Kudus lih. Yes 714; Mat 118-25; Luk 126-38, lihat Suatu Pedoman Kepada Nubuatan Alkitabiah, hal. 78 dan 80. Terjemahan Vulgate merubah kata “dia”laki-laki dalam frasa berikutnya menjadi “dia” perempuan, yang secara total tidak tepat, namun ini bisa menangkap intisari dari arti pentingnya yang lebih penuh. Sebagaimana nubuatan ini tidak sepenuhnya dimengerti sampai penggenapannya yang bersejarah dalam kelahiran Yesus dari seorang perawan, hal yang sama juga dikatakan mengenai penafsiran dari Kej 1 dan 2. Sejarah mengungkapkan kebenaran dari perwahyuan sementara kajian ilmiah yang berkelanjutan tentang bumi kita menunjukkan seluk beluk dan kesaling terkaitan dari tindakan-tidakan penciptaan Allah! Tak ada pertentangan, hanya suatu pengetahuan yang lebih lengkap di sisi manusia terhadap tindakan-tindakan Allah! NASB “Ia akan melukaimu di kepala” NKJV “Ia akan melukai kepalamu” NRSV “ia akan memukul kepalamu” TEV “keturunannya akan meremukkan kepalamu” NJB “ini akan melukai kepalamu” Istilah “melukai” bisa berati “meremukkan,” “menumbuk,” “mengikis,” “menggiling,” atau “memukul” BDB 1003, KB 1446, Qal IMPERFECT, digunakan dua kali, lih. Ayb 917. Perhatikan SINGULAR PERSONAL PRONOUN nya lih. Rom 1620. Peperangan pada akhirnya akan sampai pada pribadi-pribadi. NASB “Dan kamu akan melukai Dia di tumit” NKJV “dan kamu akan melukai tumitNya” NRSV “ia akan memukul kepalamu” TEV “dan kamu akan menggigit tumit keturunannya” NJB “dan kamu akan memukul tumitnya” KATA KERJA yang sama BDB 1003, KB 1446, Qal IMPERFECT digunakan untuk keduanya, namun nyatalah bahwa setan mendapatkan hasil akhir yang terburuk dari kesepakatan ini. Sepertinya ini menunjuk pada penyaliban jika dipahami dari sudut pandang PB. 316 “Firman-Nya kepada perempuan itu” Sepertinya ada empat elemen utama di sini 1 melipat gandakan kesakitan pada saat melahirkan Hiphil INFINITIVE ABSOLUTE dan suatu Hiphil IMPERFECT dari KATA KERJA yang sama, BDB 915, KB 176; 2 terlalu banyak anak-anak utuk dibesarkan; 3 masalah-masalah yang berkaitan dengan membesarkan anak-anak; dan 4 dominasi suami. Bisa kita lihat bagaimana hal-hal ini berhubungan dengan pemberontakan Hawa a ia ingin berdiri sendiri, namun sekarang ia justru menjadi sepenuhnya bergantung pada suaminya dan bukan Allah; b ia mencari suka cita dan kebahagiaan dalam buah terlarang, namun sekarang ia mempunyai rasa sakit dalam aspek normal kehidupannya. Nyatalah bahwa PB memahami ini sebagai suatu arti penting secara teologis dari hubungan yang rusak antara laki-laki dan perempuan lih. I Tim 29-15. Kita harus menyeimbangkan antara siapa kita di dalam Kristus, I Kor 1111; Gal 328, dan terus menjadi apakah kita, dalam beberapa hal, di dalam Adam, Ef 522; Kol 318; I Pet 31. Ada beberapa kebingungan dalam naskah Ibraninya di titik ini. Kata yang diterjemahkan di sini “dalam melahirkan” dieja secara berbeda. Huruf mati Ibraninya dapat berati “berbaring dalam penantian akan,” myang merujuk pada kejahatan yang mencobai anak-anak lih. Kata-kata Keras Alkitab, hal. 90-99. “namun engkau akan berahi kepada suamimu” Kata Ibrani ini diterjemahkan di sini “berahi” atau “rindu” BDB 1003, KB 1801. Walter Kaiser menyatakan bahwa ini bisa berarti “berpaling,” kemungkinan dalam pengertian “mendominasi” lih. Kej 47. Hawa berpaling dari YHWH. Hukumannya adalah keterus-menerusannya untuk berpaling pada suaminya, yang sering mengambil keuntungan dari situasi ini lih. Kata-kata Keras Alkitab, IVP hal. 97-98. “ia akan berkuasa atasmu” KATA KERJA nya BDB 605, KB 647 adalah suatu Qal IMPERFECT. Ini sepertinya meruupakan hasil dari kejatuhan dan, kiranya Allah menolong kita, sifat keberdosaan dari laki-laki telah membawanya ke puncak. Kecemburuan, perkosaan, perceraian, dan penguasaan yang tak berTuhan telah menjadi ciri-ciri dorongan seksual manusia! Kita telah menjadi seperti binatang namun dengan maslah ego yang ditambahkan pada hasrat seksual! 317 “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu” Adam seharusnya mengikuti Firman Allah, namun ia malh mengikuti kata isterinya dan melanggar perintah khusus Allah lih. 215-17. “terkutuklah tanah karena engkau” KATA KERJAnya BDB 76, KB 91, Qal PASSIVE PARTICIPLE berarti lawan dari diberkati. Tanah tidak akan lagi menghasilkan dengan demikian saja dan melimpah. Bumi yang sekarang ini bukanlah yang diinginkan Allah! Ada suatu permainan pada kata “Adam” Adam, BDB 9 dan kata “tanah” adamah, BDB 9. Keduanya memiliki akar yang sama. Kita dapat melihat konsekuensi dari kejatuhan umat manusia dan alam dalam Rom. 818-23. Sudahlah disarankan juga bahwa hal ini mencerminkan status alam di luar Taman Eden. Setelah pemberontakan mereka Adam dan Hawa diusir keluar dari tempat khusus Allah masuk kedalam realita dari suatu dunia pemburu/pengumpul, gigi dan cakar. “dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu” Adam diberikan tugas untuk memelihara taman sebelum kejatuhan lih. 215, yang adalah tanda keberkuasaannya, namun sekarang tugas tersebut akan menjadi melelahkan, berulang-ulang, keharusan, dan tak ada akhirnya yaitu. “susah payah/kerja keras” BDB 781. Dan bahkan dengan pekerjaan manusia, tanah menghasilkan hasil yang kurus lih. ay 18. Perhatikan berapa kali KATA KERJA “makan” BDB 37, KB 46 digunakan dalam pasal-pasal pembuka ini lih. 216,17; 31,2,3,6,11,12,13,14,17[dua kali],18,19,22! Ini berhubungan dengan baik kelimpahan maupun kutukan. 319 “sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil” Ini adalah suatu hubungan langsung antara kejatuhan Adam, kematian rohani pasal 3 dan kematian jasmani pasal 5. Allah bisa dipercaya. Ia berfirman bahwa mereka akan mengalami kematian dalam semua percabangnya dan mereka memang mengalaminya! “engkau debu” lih. Kej 27. KAJIAN KATA DAN FRASA NASKAH NASB UPDATED 320-21 20 Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. 21Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. 320 “Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup” Penguasaan suami atas isterinya sekarang dilambangkan dengan penamaan isterinya olehnya. Secara etimologis, kata “Hawa” hawwa dan “yang hidup” haya sangatlah serupa dan ini kemungkinan adalah suatu permainan kata Ibrani yang populer. Permainan kata pada Adam, Hawa, Kain-Nod ini menunjukkan sifat kesastraan dari catatan-catatan awal ini. Adalah hal yang ironis bahwa ia dinamakan “Hawa” yang berarti “hidup” padahal ia membawa kematian, bukannya kehidupan. 321 Bukanlah hal yang biasa bahwa manusia memerlukan pakaian jenis ini kecuali iklim dan/atau perubahan-perubahan radikal yang lain menantikan manusia di luar taman Eden. Kematian pertama, yang dilembagakan oleh Allah untuk keperluan manusia, seara jelas menunjukkan kepedulian dan pengadaan sekaligus realita penghakiman dan konsekuensi Allah! Lihat Topik Khusus di bawah ini. NASKAH NASB UPDATED 322-24 22 Berfirmanlah TUHAN Allah "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya." 23 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. 24Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. 322 “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita” Telah ada banyak diskusi mengenai KEJAMAKAN ini dalam Kejadian lih. 126; 322; 117. Ayat 22 dimulai dengan suatu bentuk TUNGGAL dan berkembang menjadi suatu JAMAK. Jika kita mengijinkan Kitab Suci untuk menafsirkan Kitab Suci, ini secara nyata menunjuk pada Allah Tritungggal, bukannya pada bentuk ketatabahasaan Ibrani yang disebut jamak dari kemuliaan. Namun demikian, ini bisa menunjuk pada 1 dewan kemalaikatan lih I Raj. 2219, 2 dua pribadi Illahi dalam Maz 1101, atau bahkan 3 personifikasi dari ketuhanan yang dikenal sebagai malaikat Tuhan; untuk satu dari banyak contoh, lihat semak yang terbakar dari Kel 32,4. “pohon kehidupan” Kita telah mencatat sebelumnya bahwa suatu pohon kehidupan adalah hal yang umum dalam kebanyakan naskah-naskah penciptaan Timur Dekat kuno. Di sini, manusia dikecualikan, bukan karena kecemburuan dari para dewa, namun karena ini akan menjadi kutukan bagi manusia untuk hidup selamanya dalam statu kejatuhannya saat ini. “hidup untuk selama-lamanya” Lihat Topik Khusus di bawah ini. 323 “Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden” Ini adalah suatu bentuk KATA KERJA yang keras BDB 1081, KB 1511, Piel IMPERFECT yang memiliki konotasi negatif. Dalam Ul 2114 ini menunjuk pada perceraian, dan dalam I Raj 97 ini menunjuk pada penghakiman atas bangsa Israel. 324 “kerub” Ini adalah makhluk kemalaikatan yang bersayap BDB 500 yang menjaga taman Allah untuk menjaga agar manusia tetap di luar. Mereka dikemudian nampak di dalam seni tabernakel/bait suci. Fakta bahwa Taman tersebut dijaga menunjukkan bahwa taman itu adalah tempat yang khusus, suatu lingkungan yang terlindungi, yang sekarang ada di luar batas kemanusiaan. Lihat Topik Khusus di bawah ini. PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI Buku ini adalah suatu komentari panduan belajar, yang artinya bahwa andalah yang bertanggung jawab terhadap penafsiran anda terhadap Alkitab. Setiap kita harus berjalan dalam pandangan yang kita miliki. Anda, Alkitab, dan Roh Kudus adalah prioritas dalam penafsiran. Anda tidak boleh menyerahkan hal ini kepada komentator. Pertanyaan-pertanyaan diskusi ini disediakan untuk membantu anda untuk berpikir secara menyeluruh mengenai hal-hal pokok dari bagian buku ini. Pertanyaan-pertanyaan ini bersifat tantangan berpikir, bukan definitif. Apakah ini suatu alegori, mitos, atau cerita-kesejarahan? Apakah ular ini hurufiah dan apakah ia berbicara? Apakah ular itu disemangati dan dirasuk oleh si jahat? Jika semikian, bagaimana dan mengapa? Tahukah Allah apa yang akan dilakukan Adam dan Hawa? Jika tahu, mengapa Ia mengijinkannya? Jelaskan dalam kata-kata sendiri tingkat perkembangan dari ujian si ular dan tuduhan khususnya melawan Allah. Bagaimana Allah bisa, sebagai makhluk rohani, memiliki suatu tubuh? Apakah pasal 3 menerangkan kehadiran kejahatan dalam dunia kita dan kehadiran rasa bersalah dalam hati manusia? Jika demikian, mengapa hal ini tidak didiskusikan lebih lengkap dalam PL? Apakah si ular melayani sebagai hamba Allah untuk menguji manusia atau apakah ia telah menjadi pemberontak melawan Allah lih. Ayb 1-2 dan Zak 3? Mengapa Allah menghakimi binatang yang secara sederhana hanya digunakan oleh setan? Apakah ayat 15 suatu singgungan terhadap Mesias yang akan datang atau hanyalah ketakutan antara perempuan dengan ular? Nyatalah bahwa masyarakat moderen kita yang menekankan kesejajaran antara laki-laki dan perempuan menolak ayat 16 sebagai suatu prinsip universal. Mengapa anda percaya bahwa ayat ini masih atau sudah tidak sahih? Apakah ayat 20 suatu tindakan pertobatan dan iman di sisi Adam ataukah suatu pernyataan secara sengaja bahwa ia dan Hawa dapat melakukannya sendiri? Terangkan penggunaan dari bentuk-bentuk JAMAK untk Allah dalam ay 22. Apakah ini suatu bayangan kemuka mengenai doktrin Trinitas atau sesuatu yang lain? Mengapa atau mengapa tidak? Kej3 1 24 TB Tampilan Daftar Ayat Alkitab SABDA kesimpulan kejadian 1 ayat 1 sampai 31, 1 Full Life ADAPUN ULAR Nas Kej 3 1 Di dalam episode ini ular menyerang Allah melalui ciptaan Nya Dia menyatakan bahwa apa yang dikatakan Allah kepada Adam tidak benar ayat Kej 3 3 4 akhirnya dia menyebabkan Allah mengutuk ciptaan Nya termasuk umat manusia
Internal Server Error
volume3 nomor 5 tahun 2016 indonesian digital journal of mathematics and education m o o r n 2 0 1 6. by khimuz kirana. download free pdf download pdf download free pdf view pdf. penggunaan media foto keluarga untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis narasi pada mata pelajaran bahasa indonesia pada siswa kelas vii smp
There is an understanding that women and their bodies are the source of sin that must be shunned in our society. It is also evident in Christianity, where themes about women's bodies and their sexuality are also often associated with sin, transgression and punishment. This understanding is rooted in the story of Eve eating fruit in the Garden of Eden Gen. 31-24 which is seen as a story of the "fall" of humans because of women's sin. In other words, women are seen as the cause of humans falling into sin. Of course, this understanding has a negative impact on women dignity. Women then experience discrimination almost in all fields. Their body and sexuality are also controlled by men. In this regard, a re-reading of the text of Genesis 31-24 is needed to free women from such kind of understanding. The author interprets the text of Genesis 31-24 from a feminist perspective using literature research methods. The result of this interpretation is that women are not the source of sin but rather the source of wisdom. Through the results of this interpretation is expected to change the way of thinking of society to respect women and their bodies better. Dalam kehidupan masyarakat terdapat pemahaman bahwa perempuan dan tubuhnya adalah sumber dosa yang harus dijauhi. Hal ini tampak dalam kekristenan di mana tema tentang tubuh perempuan dan seksualitasnya juga sering dihubungkan dengan dosa, pelanggaran dan hukuman. Pemahaman ini berakar dari kisah Hawa makan buah di taman Eden Kej. 31-24 yang dipandang sebagai cerita “kejatuhan” manusia karena dosa perempuan. Dengan kata lain, perempuan dipandang sebagai penyebab manusia jatuh ke dalam dosa. Pemahaman ini menimbulkan dampak negatif terhadap perempuan secara keseluruhan. Perempuan mengalami diskriminasi hampir dalam segala bidang. Tubuh dan seksualitas mereka juga dikontrol oleh laki-laki. Sehubungan dengan hal itu, perlu dilakukan pembacaan ulang terhadap Kejadian 31-24 untuk membebaskan kaum perempuan. Penulis menafsirkan Kejadian 31-24 dari perspektif feminis dengan menggunakan metode penelitian literatur. Hasil dari penafsiran ini adalah bahwa perempuan bukan sumber dosa melainkan adalah sumber hikmat. Melalui hasil tafsiran ini diharapkan dapat mengubah cara berpikir masyarakat untuk lebih menghargai perempuan dan tubuhnya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 174 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 Evangelikal Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 174-184 2548-7558 Online 2548-7868 Cetak PEREMPUAN SUMBER DOSA ATAU SUMBER HIKMAT? TAFSIR ULANG KEJADIAN 31-24 DARI PERSPEKTIF FEMINIS Asnath Niwa Natar Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Email asnathnatar ABSTRACT There is an understanding that women and their bodies are the source of sin that must be shunned in our society. It is also evident in Christianity, where themes about women's bodies and their sexuality are also often associated with sin, transgression and punishment. This understanding is rooted in the story of Eve eating fruit in the Garden of Eden Gen. 31-24 which is seen as a story of the "fall" of humans because of women's sin. In other words, women are seen as the cause of humans falling into sin. Of course, this understanding has a negative impact on women dignity. Women then experience discrimination almost in all fields. Their body and sexuality are also controlled by men. In this regard, a re-reading of the text of Genesis 31-24 is needed to free women from such kind of understanding. The author interprets the text of Genesis 31-24 from a feminist perspective using literature research methods. The result of this interpretation is that women are not the source of sin but rather the source of wisdom. Through the results of this interpretation is expected to change the way of thinking of society to respect women and their bodies better. Key words Adam, Eve, Fall in sin, Patriarch ABSTRAK Dalam kehidupan masyarakat terdapat pemahaman bahwa perempuan dan tubuhnya adalah sumber dosa yang harus dijauhi. Hal ini tampak dalam kekristenan di mana tema tentang tubuh perempuan dan seksualitasnya juga sering dihubungkan dengan dosa, pelanggaran dan hukuman. Pemahaman ini berakar dari kisah Hawa makan buah di taman Eden Kej. 31-24 yang dipandang sebagai cerita “kejatuhan” manusia karena dosa perempuan. Dengan kata lain, perempuan dipandang sebagai penyebab manusia jatuh ke dalam dosa. Pemahaman ini menimbulkan dampak negatif terhadap perempuan secara keseluruhan. Perempuan mengalami diskriminasi hampir dalam segala bidang. Tubuh dan seksualitas mereka juga dikontrol oleh laki-laki. Sehubungan dengan hal itu, perlu dilakukan pembacaan ulang terhadap Kejadian 31-24 untuk membebaskan kaum perempuan. Penulis menafsirkan Kejadian 31-24 dari perspektif feminis dengan menggunakan metode penelitian literatur. Hasil dari penafsiran ini adalah bahwa perempuan bukan sumber dosa melainkan adalah sumber hikmat. Melalui hasil tafsiran ini diharapkan dapat mengubah cara berpikir masyarakat untuk lebih menghargai perempuan dan tubuhnya. Kata kunci Adam, Hawa, Kejatuhan dalam dosa, Patriarkhi PENDAHULUAN Selama berabad-abad penafsiran terhadap Alkitab telah dibentuk oleh kekuatan patriarkal. Se-kilas tentang sejarah dan hasil penafsiran terhadap Kejadian 3 pada awal Kekristenan dan abad modern, bisa dilihat pada buku dari Gabriele Spira 2015, pp. 16–38. Kisah penciptaan ditafsirkan secara patri-arkhal, bahkan misoginis kebencian terhadap pe-rempuan oleh para sarjana dan teolog Alkitab laki-laki. Penulis Kristen awal menggambarkan Hawa se-bagai yang lebih rendah dari Adam. Model penafsir-an dari periode awal Kekristenan tidak saja dalam rangka merumuskan ajaran dogmatis dan apologetis ketika berhadapan dengan ajaran-ajaran lain yang ber-tentangan tetapi juga pengaruh rabinisme Yahudi ter-hadap Perjanjian Lama. Setidaknya ada dua alasan untuk memahami Kejadian 31-24 secara patriarkalis yaitu Pertama, Hawa diciptakan setelah Adam atau terakhir Kej. 222 karena itu dia lebih rendah. Padahal Kejadian 127 dalam Alkitab Bahasa Ibrani hanya menyatakan bahwa Allah menciptakan manu-sia adam yang tentu dihubungkan dengan adama tanah sebagai materi dasar. Manusia yang dicipta- Asnath Niwa Natar, Perempuan Sumber Dosa atau Sumber Hikmat? …. 175 kan Allah terdiri dari zakar manusia yang memiliki sifat kelaki-lakian dan neqebah manusia yang ber-sifat keperempuanan. Kejadian 11-24a dikenal be-rasal dari P Priest sedangkan Kejadian 24b-25 dari non P. Meskipun sama-sama memaparkan narasi pen-ciptaan namun memiliki penekanan teologis yang berbeda. Istilah laki-laki dan perempuan eksplisit muncul pada Kejadian 223 bahasa Ibrani isy dan perempuan issya. Dengan kaitan langsung kedua term ini tampak polaritas dari laki-laki dan perem-puan Römer, 2014. Namun anehnya para penafsir yang sama para penulis Kristen awal tidak pernah berpendapat bahwa manusia lebih rendah dari binatang karena diciptakan kemudian Kej. 127. Sebaliknya, mere-ka menganggap tindakan kreatif terakhir dalam Ke-jadian 1 sebagai puncak Penciptaan. Sebenarnya taf-siran dogmatis yang menempatkan manusia sebagai mahkota ciptaan sudah tidak dapat dipertahankan. Narasi penciptaan bukan homosentris tetapi lebih baik dipahami sebagai creatio-sentris atau Theo-sen-tris. Sebagai ciptaan terakhir narasi sebenarnya hen-dak menjelaskan bahwa sebelum manusia diciptakan sudah ada ciptaan lain makhluk hidup di muka bu-mi ini. Dengan penempatan itu, narasi mengajak pem-baca untuk melihat manusia yang harus hidup ber-dampingan dengan ciptaan atau makhluk hidup lain-nya Sinaga, 2016. Jadi bukan menempatkan manu-sia sebagai yang lebih tinggi dari binatang, karena diciptakan terakhir. Lebih jauh, jika prinsip yang diciptakan be-lakangan menjadi yang lebih baik diterapkan secara konsisten, penciptaan perempuan dalam Kejadian 2 seharusnya dipandang sebagai puncak penciptaan. Selain itu, jika dilihat penggunaan nama Adam yang menunjuk pada manusia dan tidak pada nama diri atau laki-laki baru kemudian nama Adam diartikan sebagai nama laki-laki, maka sebenarnya bukan Adam atau laki-laki yang diciptakan lebih dulu, melainkan Adam dan Hawa atau laki-laki dan pe-rempuan diciptakan secara bersamaan. Kesalahan tafsir yang melihat Hawa atau perempuan lebih ren-dah dari Adam, berdampak pada dilarangnya perem-puan untuk belajar dan mengajar dalam tradisi gereja mula-mula. Hal ini tampak misalnya dalam I Ti-motius 212, di mana Timotius menyatakan “Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga ti-dak mengizinkannya memerintah laki-laki, hendak-lah ia berdiam diri.” Luther dan Bapa-bapa gereja yang lain kemudian melarang perempuan menjadi imam karena mereka dipandang sebagai “imam se-tan” Hommes, 1992. Ini merupakan pema-haman umum tradisional saat itu yang mengembang-kan teks Kejadian 1-3 Singgih, 1999, lalu kemudian berkembang secara umum di kalangan ke-kristenan. Kedua, Hawa berasal dari Adam. Hawa di-pandang sebagai ciptaan yang lemah dan rendah ka-rena diciptakan dari tulang rusuk Adam. Agak aneh bahwa Adam yang diciptakan dari debu tanah, se-suatu yang dianggap kotor, justru dipandang lebih tinggi dari Hawa yang diciptakan dari bahan berupa tulang rusuk manusia. Tidak hanya itu, Hawa dipan-dang sebagai penggoda, jahat, dan penyebab keti-daktaatan Adam. Pemahaman ini dipengaruhi oleh tafsiran yang melihat peristiwa makan buah terla-rang sebagai tindakan hubungan seksual perbuatan terlarang. Kejadian 31-24 sebenarnya tidak berbi-cara tentang kejatuhan manusia dalam dosa tidak ada kata dosa dalam teks kecuali judul yang diberi-kan oleh LAI, tetapi teks ini sering dipakai oleh pa-ra penafsir yang membenci perempuan, termasuk Bapa-bapa gereja untuk menunjukkan bahwa perem-puan adalah sebagai penyebab kambing hitam ma-nusia jatuh di dalam dosa. Dalam kaitan dengan Ba-pa-bapa Gereja, Gabriele Spira menyatakan bahwa meskipun ada pandangan Tertulianus yang negatif terhadap perempuan dalam Kejadian 3, semata-mata bukanlah hanya sebagai tafsiran biblis tetapi adanya pengaruh yang bersifat apologetis terhadap para bi-dat pengajar sesat yaitu Montanisme yang telah mengganggu gereja ketika itu Spira, 2015. Dan anggapan bahwa perempuan sebagai penyebab ma-nusia jatuh dalam dosa tentu tidak bisa diterima. Ke-jadian 3 tidak berbicara tentang perempuan Hawa sebagai penyebab kejatuhan manusia, melainkan tentang kisah laki-laki dan perempuan Adam dan 176 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 Hawa yang melakukan pelanggaran atas perintah Tuhan dan terjadinya relasi yang tidak setara antara laki-laki dan perempuan. Ada banyak tafsiran yang beredar pada dua dekade terakhir yang menolak Ke-jadian 3 sebagai narasi tentang kejatuhan dalam dosa Schmid, 2012. Ada dua mitos di mana perempuan dijadikan sebagai kambing hitam, yaitu mitos Pandora dari Yunani dan Hawa dari Ibrani. Mitos-mitos ini tidak hanya membuat perempuan dianggap bertanggung-jawab tentang yang jahat tetapi juga menerjemahkan yang jahat dan perempuan ke dalam prinsip yang ontologis perempuan terikat pada materi, irrasional, jasmani daging = hawa nafsu, terbatas dan mereka mencabuli akal atau roh lelaki dan menyeretnya ke dalam dosa dan maut. Itulah sebabnya Bapa-bapa gereja mengajarkan agar laki-laki menjauhi perem-puan yang dianggap sebagai gerbang iblis Tertulia-nus dan menyeret laki-laki untuk jatuh dalam dosa Carmody 1992, Dalam ajaran gereja, pe-rempuan digambarkan sebagai penggoda dan pelacur yang tidak lain merupakan perwujudan setan Ha-wa, dan dilawankan dengan gambaran seksualitas perempuan yang telah ditundukkan misalnya Maria perawan suci, sosok ibu yang penuh kasih sayang, serta isteri yang patuh. Dengan demikian, Hawa ti-dak hanya dianggap sebagai "ibu dari semua makh-luk hidup" secara etimologi Hawa berasal dari kata Ibrani Hawwah dari kata hayyim hidup Straumann 2007, tetapi ia juga diangkat sebagai simbol untuk kejahatan yang melekat pada semua perem-puan. Padahal Kejadian 3 tidak berbicara tentang pe-rempuan sebagai kambing hitam, tetapi mau menun-jukkan kenyataan bahwa kejahatan ada dalam dunia. Penjelasan para sarjana Perjanjian Lama belakangan ini melihat keseluruhan Kejadian 1-11 sebagai satu kesatuan literaris untuk menjawab pertanyaan klasik, dari mana datang atau munculnya kejahatan. Meski-pun gagasan itu tidak harus dibenarkan, karena argu-mentasinya didasarkan pada naskah-naskah di luar Alkitab dan mencari paralelitasnya dengan teks-teks sekitar Israel, namun teks jelas menyatakan bahwa kejahatan bukanlah berasal dari Allah sebagai sang Pencipta melainkan oleh manusia itu sendiri ke-inginan, nafsu. Atkinson menyatakan bahwa pasal 3 tidak bertanya tentang bagaimana caranya kejahat-an masuk ke dalam dunia ini Atkinson, 2000. Mitos Pandora dari Yunani, meskipun ada kemiripan narasi dengan Kejadian 3, namun sebe-narnya tidak memiliki hubungan langsung tetapi se-ring dirujuk sebagai pengembangan untuk interpret-tasi. Mitos-mitos ini telah melegitimasi penindasan dan penundukan terhadap perempuan sebagai 'hu-kuman' untuk 'dosa asli'-nya yang menyebabkan ke-jatuhan 'laki-laki' dan kehilangan Firdaus. Budaya Yahudi juga melihat perempuan sebagai sumber do-sa dan nafsu seksual, misalnya dalam kitab Sirach 192 dikatakan bahwa anggur dan perempuan mem-buat hati penuh nafsu. Ini juga yang menyebabkan Philo memperingatkan kaum laki-laki untuk men-jauhi perempuan Kristianto, 2019. Tidak hanya itu, kaum perempuan juga tersingkirkan dari jabatan imam karena dianggap sebagai imam setan Thomas Aquinas & Martin Luther dan najis Carmody, 1992. Ayat Alkitab yang sering digunakan untuk menghalangi perempuan terlibat dalam pelayanan ialah Kejadian 31-24 dan I Korintus 1426-40. Dam-pak dari pemahaman ini adalah pada akhir abad per-tengahan banyak para janda dan perempuan lajang disiksa dan dibakar hidup-hidup karena dianggap se-bagai tukang sihir dan sumber dosa Bone, 1999. Dampak lain adalah perempuan dilarang untuk be-lajar dan mengajar. Akibatnya perempuan dipandang sebagai makhluk bodoh yang tidak bisa berpikir se-lain berfokus pada tubuhnya. Mitos ini juga masih mempengaruhi seba-gian besar masyarakat saat ini yang memandang ke-jatuhan laki-laki pada dosa seksual, termasuk perko-saan yang dilakukannya adalah karena perempuan yang menggoda. Gambaran perempuan sebagai peng-goda dapat dilihat baik dalam film maupun dalam realitas sehari-hari, di mana setan penggoda lebih ba-nyak digambarkan sebagai perempuan. Stigmatisasi itu menimbulkan pemahaman bahwa setan adalah pe-rempuan atau perempuan adalah setan. Padahal setan itu adalah roh dan tidak memiliki jenis kelamin. Asnath Niwa Natar, Perempuan Sumber Dosa atau Sumber Hikmat? …. 177 Apakah betul perempuan sumber dosa, penye-bab manusia jatuh dalam dosa dan bodoh? Sehu-bungan dengan pertanyaan ini, penulis akan mela-kukan tafsir ulang dari perspektif feminis terhadap Kejadian 31-24. Perikop ini termasuk salah satu yang paling banyak mendapat perhatian dari para sarjana dan telah memunculkan aneka karya. Peneli-tian biasanya berkembang sebagai kritik terhadap karya terdahulu meskipun ada beberapa yang men-dukung pendapat sebelumnya secara hipotesis. Di samping itu perlu dicatat bahwa aneka penafsiran te-lah berkembang terhadap perikop ini yang pada umumnya dikaitkan dengan tema dosa asali manusia tetapi tidak berdasarkan pada teks itu sendiri. Dari perspektif tafsir historis kritis, perikop ini juga cu-kup mendapat perhatian untuk melihat lapisan-la-pisan sastra dan sumber utama penulisan narasi. Rumusan masalah penelitian ini adalah apa-kah perempuan Hawa adalah sumber dosa atau jus-tru sebagai sumber hikmat? Tujuan penelitian adalah untuk mengubah cara berpikir masyarakat untuk le-bih menghargai perempuan dan tubuhnya. Tubuh pe-rempuan bukan sumber dosa atau rangsangan me-lainkan tubuh yang memiliki intelegensi dan hikmat. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan memanfaatkan berba-gai buku, jurnal dan terbitan-terbitan lain yang ber-kaitan dengan topik penelitian, dalam hal ini tafsiran terhadap Kejadian 31-24. Tafsiran akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan hermeneutik ke-curigaan investigasi dari Elisabeth S. Fiorenza untuk melihat ideologi dan struktur-struktur ke-kuasaan oleh sistem patriarkhi dan androsentris yang ada dalam teks Alkitab secara eksplisit maupun im-plisit, dalam pengalaman manusia dan dalam kon-teks penafsiran Alkitab Fiorenza, 2001. Ideologi dan struktur dominasi ini telah digunakan untuk me-nindas dan mendiskriminasikan kaum perempuan se-lama berabad-abad. Hermeneutik kecurigaan inves-tigasi mengawali pembacaan terhadap teks secara kritis dengan asumsi kecurigaan awal mengenai re-lasi kekuasaan yang ada dalam teks yang bersifat do-minatif serta melakukan investigasi untuk mencari potongan-potongan kisah yang mungkin hilang atau sengaja dihilangkan Asian Women’s Resource Centre for Culture and Theology, 2013. Model pen-dekatan ini penting untuk membebaskan teks dan kaum perempuan dari berbagai bentuk penindasan. Dengan demikian kendati di satu sisi Alkitab ditulis dalam Bahasa dan pandangan yang didasarkan pada ideologi patriarkhi dan bersifat misogynis memben-ci perempuan dan menindas perempuan, namun di sisi lain Alkitab juga memberikan inspirasi bagi ka-um perempuan dan laki-laki untuk melawan penin-dasan dan mengupayakan kehidupan yang lebih se-tara Barth-Frommel, 2003, p. 33; Sumiyatiningsih, 2013. HASIL DAN PEMBAHASAN Konteks Kejadian 31-24 Seperti Kejadian 1 dan Kejadian 2, Kejadian 3 adalah narasi tentang pergerakan dari dunia yang stabil dan tidak berubah ke tatanan baru yang dina-mis. Kejadian 1 dan 2 menggambarkan keadaan du-nia yang kosong dan sepi, digantikan oleh dunia yang penuh dengan kehidupan. Dalam Kejadian 3 perubahan adalah dari dunia yang nyaman, dikenda-likan dengan ketat, tanpa peran sosial dan status sek-sual, ke dunia di mana laki-laki dan perempuan ber-hubungan secara seksual dan hidup menurut peran sosial, sebuah dunia di mana mereka bekerja keras dan tahu perbedaan antara yang baik dan yang jahat. Tafsiran Kejadian 31-24 Ayat 1-5 Kisah ini dimulai ketika ular berbicara dengan perempuan. Mengapa tidak dengan laki-laki? Bapak-bapak gereja menafsirkan bahwa perempuan secara moral lebih lemah daripada laki-laki dan karenanya menjadi mangsa yang lebih mudah; perempuan itu sederhana, mudah tertipu, tidak bisa dipercaya; atau bahwa dia lebih seksual dan seksualitasnya diguna- 178 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 kan oleh ular untuk menghancurkan laki-laki itu. Pan-dangan ini bisa dilihat pada Cassuto, Von Rad dan McKenzie yang menafsirkan mengapa Hawa atau pe-rempuan yang digoda dan bukan laki-laki, oleh ka-rena perempuan lebih lemah, licik dan seksi dari pa-da laki-laki Trible 1992, Hal ini tidak bisa diterima karena teks tidak berbicara demikian. Teks sendiri tidak memberikan alasan, tetapi ada beberapa dugaan 1 Perempuan datang kemu-dian dari Adam dan tidak mendengar langsung la-rangan memakan buah yang diberikan TUHAN ke-pada Adam Kej. 215. Jadi ada kemungkinan ular berpikir bahwa lebih mudah menggoda Hawa dari-pada Adam; 2 Menurut cerita dari Asia Barat Daya Kuno, pohon dan perempuan sering dihubungkan dengan pohon dan dewi Dewi pohon kehidupan de-wi Isis, Istar, dan tindakan pemberian makan adalah urusan perempuan Straumann 2007, Tetapi dalam Kejadian 3 perempuan justru tabu mendekati pohon itu dan memakan buahnya. Itulah sebabnya ular mendekati perempuan Hawa sebagai alat un-tuk memecahkan tabu tersebut Schottroff et al., 1995. Pohon juga diidentifikasikan sebagai pembe-rian kebijaksanaan atau Sophia feminin. 3 Jikalau betul si ular lebih pintar atau cerdik daripada bina-tang yang lain, mungkin perempuan juga lebih me-narik daripada laki-laki, karena dalam cerita atau mi-tos ini perempuan muncul sebagai yang lebih pintar daripada suaminya, lebih agresif dan lebih peka. Jadi ular dan perempuan sama-sama pintar dan mereka bersama-sama menafsirkan apa yang Tuhan telah firmankan. Karena itu, tidak benar kalau dikatakan bahwa perempuan lebih mudah digoda dan rentan terhadap masalah dosa, kedagingan dan seks. Dalam beberapa tafsiran, ular disebut seba-gai iblis atau setan dan penipu Baxter, 2001; Singgih, 1999, itulah sebabnya Augustinus menye-but ular sebagai pelaku kejahatan yang pertama, bukan Adam Moe, 2015. Padahal tidak ada satu kata pun dalam teks yang menyebutkan bahwa ular adalah iblis. Di Mesir, ular malah adalah dewa. De-mikian pula di Yunani, ular disebut Asclepius dan adalah dewa penyembuh, dan saat ini digunakan se-bagai simbol dalam dunia medis Ito, 2010. Gerhard von Rad menyatakan, bahwa ular hanyalah salah sa-tu binatang yang diciptakan Tuhan dan bukan sim-bolisasi setan atau iblis dan ular bukan dari setan Von Rad, 1972. Ular memang memutarbalikkan apa yang dikatakan oleh Allah dengan tujuan agar perempuan itu terpedaya. Ia mengajukan pertanyaan, tentulah Allah berfirman, semua buah pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan? Kata “tentulah” diterjemahkan dari bahasa Ibrani af ki se-bagai petunjuk kepada pembaca bahwa ular sedang menggiring teman bicaranya untuk melakukan se-suatu yang bertentangan dengan ketentuan Allah. Menarik juga untuk memeriksa teks bahasa Ibrani, bahwa dalam Kejadian 215, yang memberi perintah kepada Adam adalah YHWH TUHAN sedangkan dalam Kejadian 31, ular tidak menyebut YHWH ke-pada Hawa melainkan Elohim Allah. Di sini penu-lis narasi membedakan nama Allah yang dipakai untuk manusia dan oleh ular Moberly, 2009. Pertanyaan ular bermaksud untuk menguji pengetahuan Hawa. Hawa kemudian menjawab bah-wa buah pohon-pohonan dalam taman boleh dima-kan, namun buah pohon yang ada di tengah-tengah taman tidak boleh dimakan atau diraba, karena bisa menyebabkan kematian. Tetapi ular berkata bahwa ia sekali-kali tidak akan mati tetapi mata mereka akan terbuka dan akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat. Karena itu, perlu untuk memperhatikan perikop secara cermat. Di ta-man Eden tumbuh dua pohon, pertama adalah pohon kehidupan tetapi tidak disebutkan dalam larangan yang disampaikan Allah kepada Adam dalam Keja-dian 217 dan juga tidak disebutkan dalam perca-kapan antara ular dan Hawa dan kedua adalah po-hon pengetahuan baik dan jahat sudah disebutkan pada Kej. 217. Pada Kejadian 35 dijelaskan bahwa Hawa memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, dan tidak memakan buah kehi-dupan dan itulah sebabnya Allah mengusir Adam dan isterinya dari Eden agar mereka tidak memakan buah dari pohon kehidupan itu. Ini kemudian yang menyebabkan mengapa tidak ada manusia yang Asnath Niwa Natar, Perempuan Sumber Dosa atau Sumber Hikmat? …. 179 memiliki kehidupan kekal. Selain itu, Hawa hanya menyebut pohon yang ada di tengah taman ini me-rupakan tambahan dari Hawa karena tidak disebut-kan oleh Allah dalam perintah-Nya kepada Adam dan tidak secara eksplisit menyebut pohon pengeta-huan yang baik dan jahat seperti yang dikatakan oleh Allah kepada Adam dalam Kejadian 217. Hawa ju-ga menambahkan kata ”Jangan kamu raba”. Pernya-taan Hawa inilah yang menjadi bukti bahwa dia ti-dak menjadi penerima perintah Allah untuk bebas memakan semua buah pohon di taman kecuali buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Kalau percakapan antara ular dan perem-puan itu diperhatikan dengan baik, sebenarnya ular tidak menipu perempuan itu karena apa yang ia ka-takan adalah benar, yaitu tentang konsekuensi me-makan buah dari pohon yang dilarang itu. Ketika mereka memakannya, mereka akan menjadi seperti Allah, memiliki kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Penjelasan yang lebih terperinci tentang “pengetahuan baik dan jahat” bisa dilihat pada buku Claus Westermann dengan judul Genesis Kapitel 1-3 Westermann, 1999, pp. 328–333 . Demikian pula mereka ternyata tidak lang-sung mati seperti yang dikatakan oleh perempuan itu atau Hawa setelah memakan buah itu tetapi mereka justru tahu tentang yang baik dan yang jahat. Mati di sini berkaitan dengan kematian hidup manu-sia, di mana ini dikaitkan dengan pohon kehidupan kekal immortalitas yang ada di taman itu Singgih, 2011. Hal ini nyata dalam ayat 22, di mana Allah mengatakan bahwa “manusia itu telah menjadi se-perti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat”. Menarik untuk diperhatikan adalah pada ungkapan “pengetahuan tentang yang baik dan ja-hat”, dalam literatur Perjanjian Lama pada umumnya merujuk kepada kemampuan dan kedewasaan manu-sia lih. Ul. 139f.. Terkait dengan gagasan itu von Rad menyatakan bahwa tidak ada yang bisa hidup bahkan dalam sehari tanpa kerusakan yang serius jika mereka tidak bisa dikendalikan dengan penga-laman yang luas pengetahuan baik dan jahat Von Rad, 1971. Perempuan itu melihat pohon itu baik untuk dimakan atau baik untuk membuat orang bijak 36. LAI menerjemahkan kalimat akhir dengan “memberi pengertian”, dalam tafsiran Westermann selalu merujuk kepada hasrat ataupun keinginan un-tuk melanggar ketentuan seperti Keluaran 2017 Westermann, 1999, p. 339. Dari sini dapat dilihat bahwa ular adalah bina-tang licik. Pada tingkat linguistik, deskripsi ular se-bagai "arum" sering diterjemahkan sebagai 'licik', tetapi juga dapat diartikan dengan pintar, cerdas; Ayb. 512; 155 sering digunakan dalam literatur kebijaksanaan sebagai hikmat atau bijaksana Strau-mann, 2007. Selain itu di Asia Barat Daya Kuno ular secara luas dianggap mewakili kebijaksanaan. Ini kemudian dimasukkan ke dalam tradisi Kristen, sebagaimana dibuktikan dalam Matius 1016, “Jadi-lah cerdik bijak seperti ular.” Pengetahuan ular tentang buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat menunjukkan bahwa ular memiliki pengetahuan yang sebenarnya hanya diperuntukkan bagi Allah. Tidak hanya ular yang bijaksana, namun juga Hawa dan ini menjadi alasan mengapa ular memilih perempuan dan bukan laki-laki. Dalam Perjanjian Lama, hikmat sering dipersonifikasikan sebagai se-orang perempuan dan agen Kebijaksanaan Tuhan; Sophia adalah karakter perempuan feminim. Ada kemungkinan penempatan perempuan di taman Eden adalah untuk memberikan kebijaksanaan kepada la-ki-laki itu. Dengan demikian Hawa atau perempuan tidak dilihat secara misoginis namun secara positif sebagai pembawa hikmat atau kebijaksanaan atau penasihat bagi suaminya. Dengan kata lain, perem-puan justru menjadi orang pertama yang memiliki hikmat Singgih 2011, 107. Ayat 6 Selanjutnya dapat dikatakan bahwa perca-kapan perempuan dengan ular adalah sebuah perca-kapan hermeneutik teologis. Dapat pula dikatakan bahwa Hawa adalah orang pertama yang berteologi. Perempuan itu memikirkan dan mempertimbangkan buah pohon itu sebagai sesuatu yang baik untuk 180 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 dimakan dan sebagai sumber kebijaksanaan haskil atau pengetahuan Trible, 1992, p. 184. Hal ini sekaligus menepis penafsiran sebelumnya, salah sa-tunya dari Tertullianus yang memahami buah terla-rang itu sebagai seks dan malu sebagai konsekuen-sinya Carr, 2003. Jadi buah larangan bukan seks melainkan hikmat. Kejadian 36, “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap keli-hatannya, lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian”. Westermann menjelaskan ung-kapan “memberi pengertian” di sini, bukan tentang pengetahuan moral atau pengetahuan material dari seorang individu, tetapi tentang pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan penge-tahuan yang berkembang di dalamnya Westermann, 1999, p. 329. Buah pohon itu menimbulkan rasa ingin tahu atau rasa penasaran pada diri perempuan itu. Namun tindakannya tidak begitu saja dilakukan tetapi dida-sarkan pada berbagai pertimbangan. Dapat dikatakan bahwa perempuan, bersama dengan ular adalah pen-cipta budaya dan sumber pengetahuan atau hikmat yang diperlukan untuk hidup di dunia. Ia ikut terlibat dalam menciptakan pengetahuan dan menentukan kehidupan. Dengan memakan buah pohon itu, mun-cullah tanda kehidupan sosial dan budaya pengeta-huan tentang yang baik dan yang jahat, dan cara membuat pakaian dari daun pohon ara Kej. 37 Nidith, 2016. Tanpa Hawa yang merupakan ini-siator untuk memakan buah pengetahuan yang baik, mungkin manusia tidak akan bisa berkembang dan menikmati hasil teknologi seperti sekarang ini. Ken-dati demikian, manusia tetap menerima hukuman atas pelanggaran mereka terhadap perintah Tuhan. Menarik bahwa perempuan itu bertindak dan memutuskan secara mandiri perempuan mandiri, tidak minta izin pada suami atau laki-laki, ia bertin-dak secara bebas. Hal ini berbeda dengan sikap laki-laki yang diam, pasif, penerima. Dia tanpa ragu-ra-gu, tanpa enggan, tanpa berteologi, tanpa memper-timbangkan apapun memberikan perhatian hanya pa-da perutnya, dan mengikuti isterinya dengan kata lain, seringkali terjadi bahwa perempuan bertindak lebih menggunakan otaknya, sedangkan laki-laki ber-orientasi pada perutnya. Padahal larangan itu dibe-rikan kepada Adam sebelum perempuan itu dicipta-kan Kej. 216, dan Adam juga ada bersama dengan Hawa ketika Hawa mengambil buah itu dan diberi-kannya kepada Adam yang ada bersama dia Kej. 36. Namun Adam tidak mengatakan atau berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Di sini juga tidak di-katakan bahwa Hawa menggoda Adam tetapi bahwa ia memberikan buah itu kepada suaminya. Dengan pernyataan bahwa Hawa tidak menggoda Adam un-tuk memakan buah terlarang sekaligus menjadi alas-an bahwa Hawa juga bukan karena digoda ular mau memakan buah itu Westermann, 1999, p. 340. Pen-jelasan ini juga dapat dipakai untuk memahami me-ngapa akhirnya Allah tidak lagi mengajukan perta-nyaan kepada ular atas pelanggaran yang dilakukan manusia itu. Maksudnya adalah bahwa narasi sama sekali tidak memberikan perhatian terhadap persoal-an digoda atau menggoda. Menarik juga untuk di-perhatikan bahwa gambaran perempuan yang lebih pandai, peka dan cerdik justru muncul dalam kebu-dayaan yang menonjolkan kaum laki-laki. Namun sayang, tindakan Hawa ini sering dipandang negatif karena seorang isteri yang aktif akan berbahaya bagi suaminya. Karena itu perempuan atau isteri harus di-tundukkan atau tunduk pada laki-laki atau suami su-paya tidak sama seperti Hawa. Ayat 7-19 Pada bagian ini keduanya sadar bahwa me-reka telanjang. Pada Kejadian 224 kata “telanjang” sudah muncul namun tidak merupakan suatu per-soalan sebab mereka tidak merasa malu. Namun pa-da ayat 7, ketelanjangan menjadi hal lain, sebab me-reka berupaya untuk menutupinya. Jadi apa yang se-belumnya tidak disadari meskipun sudah dilihat, se-karang dipahami secara baru. Kesadaran baru itu pu-la yang memampukan mereka untuk berkreasi secara baru yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan. Dengan perkataan lain, kesadaran baru mereka me-munculkan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah Asnath Niwa Natar, Perempuan Sumber Dosa atau Sumber Hikmat? …. 181 dimengerti yaitu bahwa mereka sudah malu. Kesa-daran itu pula menjelaskan sesuatu bahwa mereka memiliki kekurangan Westermann, 1999, p. 341. Dalam kenyataan inilah perkataan ular mendapat bukti. Kesadaran baru itu membuat mereka menyem-bunyikan diri dan melarikan diri bersama-sama. Allah selanjutnya menanyakan tanggung ja-wab lebih dahulu kepada Adam, tetapi dia sendiri melemparkan tanggungjawabnya dengan mengata-kan, Perempuan yang Kau tempatkan di sisiku, dia-lah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan. Ia tidak memberikan jawaban atas apa yang dia lakukan malahan menuduh atau menya-lahkan Allah Yang telah menempatkan Hawa di sisinya dan bukan Hawa. Ini berarti bahwa perem-puan tidak ditunjukkan sebagai penggoda, apalagi ka-ta 'nsh' menipu, menggoda atau memperdayakan dipakai untuk ular, bukan untuk perempuan itu Trible, 1992. Hawa mengatakan bahwa ularlah yang meng-goda dia. Nampak Allah mendengarkan apa yang Hawa katakan, tetapi bukan karena ular telah mem-perdaya Hawa melainkan karena ular telah membu-ka rahasia pengetahuan atau kebijaksanaan yang se-benarnya adalah hak Allah Singgih, 2011. Karena itu Allah mengutuk ular 314 dan menghukum Adam dan Hawa bukan mengutuk akibat ketidak-setiaan mereka. Adam dihukum bahwa ia akan ber-peluh dan bersusah payah dalam mengelola tanah. Adam tidak dikutuk melainkan tanah. Karena tanah terkutuk maka Adam akan bersusah payah menger-jakan dan mendapatkan hasilnya. Hukuman kepada Adam jauh lebih berat dan rinci jika dibandingkan dengan hukuman kepada Hawa sebagaimana diurai-kan pada ayat 17-19. Kata hukuman pada ayat 19 tentang asal dari tanah dan kembali ke tanah meru-juk kepada kematian sekaligus menjadi jawaban terhadap ketidakkekalan manusia seperti yang di-uraikan pada pasal 1. Jadi tafsiran yang menghu-bungkan kematian sebagai hukuman sudah tidak da-pat dipertahankan. Kematian adalah batas susah pa-yah manusia untuk mengerjakan tanah Westermann, 1999. Hawa dihukum akan sakit ketika mengan-dung dan melahirkan serta akan birahi kepada su-aminya dan suaminya akan berkuasa terhadapnya. Dua kata ini yaitu sakit dan birahi menunjuk pada status Hawa sebagai ibu dan isteri. Status perempuan yang sakit mengandung dan melahirkan bukanlah menghilangkan martabatnya sebagaimana pada ayat 20 eksplisit muncul. Kata birahi yang dipakai dalam teks sebaiknya dipahami sebagai saling ketergan-tungan suami dan isteri. Secara khusus dalam ama-nat untuk berkembangbiak memenuhi bumi ini. Bu-kan hanya istri yang menginginkan hubungan sek-sual melainkan suaminya juga. Fakta menunjukkan bahwa yang lebih sering dikuasai berahi adalah kaum laki-laki kepada perempuan, juga ketika perem-puannya tidak menginginkannya Singgih, 2011. Kendati demikian, kata birahi ini sering ditafsirkan ke luar dari konteks bahwa hubungan seksual terjadi karena isteri yang menginginkan atau menggoda suami. Hal ini nampak dalam penafsiran Bapa-bapa gereja seperti Tertullianus dan Agustinus, yang me-larang untuk mendekati atau kawin dengan perem-puan karena perempuan adalah sumber nafsu birahi Hommes, 1992. Pandangan ini tidak hanya dalam relasi suami isteri tetapi juga dalam relasi perem-puan dan laki-laki bahkan ketika terjadi perkosaan. Perempuan yang adalah korban justru disalahkan sebagai pihak yang telah menggoda laki-laki terjadi reviktimisasi. Sementara laki-laki justru dipandang sebagai korban dan bukan pelaku. Itulah sebabnya banyak pelaku perkosaan yang tidak ditindak, kalau pun ditindak, hukumannya sangat ringan. Hukuman terhadap Adam dan Hawa “meng-gambarkan” betapa ngerinya kehidupan manusia, dan bukan “perintah” yang harus dituruti. Allah memberitahukan perempuan itu bahwa suaminya akan menguasainya 316 bukan memerintah Adam untuk menguasainya. Kesalahan tafsir terhadap ba-gian ini telah membuat laki-laki sebagai penindas oppressor yang menyebabkan penderitaan terhadap mereka yang ditindas oppressed, dalam hal ini para istri. Inilah yang disebut sebagai dosa yaitu ketika terjadi hubungan yang tidak equal Moe, 2016 182 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 Pernyataan ini juga bukan suatu pengakuan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi dari perempuan budaya patriarkhal, tetapi sebagai celaan terhadap pola relasi yang telah rusak akibat ketidaksetiaan mereka. Karena itu, laki-laki dan perempuan, perlu berbagi tanggung jawab atas perubahan status me-reka. Hukuman di atas sekaligus menunjukkan awal terciptanya peran gender, dimana laki-laki bekerja di ladang mencari nafkah dari tanah dan perempuan melahirkan anak Nidith, 2016. Hubungan yang tidak setara, di mana laki-laki lebih berkuasa daripada perempuan, telah meru-sak keharmonisan dan kederajatan ciptaan Tuhan dan tidak sesuai dengan kehendak Allah. Perbedaan yang seharusnya menciptakan keharmonisan dan per-samaan, kemudian berubah menjadi pembedaan, ke-tidakpatuhan dan bencana. Situasi ini tidak hanya merusak relasi antara laki-laki dan perempuan yang semula setara dan harmonis, tetapi juga merusak re-lasi antara manusia dengan hewan, ibu dengan anak, manusia dengan tanah, dan manusia dengan Allah. Oleh karena itu dibutuhkan adanya sebuah “perto-batan’ untuk melihat perempuan sebagai manusia yang utuh, dan mengembalikan relasi yang ada ke arah kesederajatan laki-laki dan perempuan. Ayat 20-24 Dalam teks ini Adam memberi nama Hawa kepada perempuan itu yang berarti “ibu dari semua yang hidup”. Dalam Sirach 401 dikatakan, “Suatu kesusahan besar telah diciptakan untuk setiap manu-sia, dan semua anak Adam tertekan oleh kuk yang berat sejak mereka keluar dari rahim ibunya sampai kembali kepada ibu pertiwi.” Kata akhir “ibu per-tiwi” dapat diterjemahkan juga dengan “ibu bumi” yang dalam beberapa tafsiran dipahami sebagai yang berasal dari tradisi kuno bahwa bumi adalah ibu dari segala kehidupan. Westermann menyatakan bahwa nama dan gelar atau nama dan penjelasan nama ini memiliki makna untuk mengekspresikan kegembi-raan menjadi ibu melalui mana kehidupan dibawa ke masa depan Westermann, 1999, p. 365. Mengenai asal-usul kata Hawa hingga saat ini masih terus didiskusikan di kalangan para ahli belum bisa dipastikan Pfeiffer, Jika nama Hawa diartikan sebagai ibu dari semua yang hidup, maka ia bukan hanya ibu dari semua manusia tetapi untuk semua yang hidup, hewan dan alam Singgih, 2011. Ibu tidak selalu dalam pengertian sebagai orang yang melahirkan tetapi bisa juga dalam pe-ngertian relasi antara satu dengan yang lain. Selain itu, Allah juga membuatkan kata kerja yang hanya dipakai untuk Allah sebagai subyek dalam narasi penciptaan pakaian dari kulit binatang kepada Adam dan Hawa sebelum mereka keluar dari taman Eden. Di sini tampak bahwa bukan hanya Adam dan Hawa yang membuat pakaian mereka dari daun, na-mun juga Tuhan terlibat di dalam memberi mereka pakaian yang lebih baik ayat 21. Hal ini me-nunjukkan bahwa ada kerjasama antara Allah dan manusia dalam memajukan peradaban manusia. Apa-kah keterlibatan Allah membuat pakaian kepada ma-nusia itu menjelaskan bahwa Allah dan manusia be-rada dalam ruang yang sama seperti diduga oleh pe-nafsir tradisional, masih membutuhkan penelitian le-bih lanjut. Namun alasan untuk penjelasan ini dapat dilihat pada ayat 23 di mana Allah mengusir manu-sia itu dari taman Eden tidak lagi berada dalam ruang yang sama. Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden ka-rena Tuhan tidak ingin mereka mengambil dan me-makan buah pohon kehidupan Kej. 29 yang mem-buat mereka tidak mati hidup untuk selama-lama-nya. Istilah “tidak mati” dan “hidup untuk selama-lamanya” sebenarnya memiliki makna yang tidak sa-ma. Kata “tidak mati” berasal dari pemahaman Yu-nani sedangkan dalam bahasa Ibrani khay leolam me-rujuk kepada kehidupan yang terus berkelanjutan atau mengatasi garis kematian Westermann, 1999, p. 371. Sudah cukup manusia itu memakan buah po-hon pengetahuan yang baik dan jahat, dan mereka menjadi sama seperti Tuhan. Dengan melihat keselu-ruhan narasi dapat ditegaskan bahwa Kejadian 31-24 bukanlah hendak menjelaskan terjadinya dosa atau siapa penyebab dosa melainkan hendak meng- Asnath Niwa Natar, Perempuan Sumber Dosa atau Sumber Hikmat? …. 183 ungkapkan bahwa manusia yang terpisah dari Allah, diusir dari taman Eden. Aneka motif yang mencoba menjelaskan perikop hanyalah sebuah upaya untuk memahami narasi dan tidak boleh dianggap primer. Dari tafsiran di atas tampak bahwa dalam teks tidak ditemukan tuduhan berat tentang dosa asal yang disebabkan oleh perempuan bahkan kata dosa pun tidak ditemukan dalam teks. Itu adalah inter-pretasi kemudian dari penulis dengan berbagai teo-logi dan pandangan dunia khususnya dari tulisan-tu-lisan Yahudi periode akhir dan bukan dari tradisi Kristen. Perjanjian Lama dan kitab-kitab rabi-rabi tidak pernah menganggap Hawa sebagai sebab dari yang jahat, tetapi pada ketidaksetiaan Israel pada Allah akan perjanjian. Injil-injil tidak menyebut ce-rita Hawa sebagai dasar terjadinya yang jahat. Surat-surat Paulus justru berisi dualisme di antara Adam yang lama dan Adam yang baru. Surat-surat pasca-Paulus 1 Tim. menunjukkan bahwa satu perem-puan yaitu Hawa sebagai “kambing hitam”, yang membuat semua perempuan bersalah akan ketidak-mampuan para laki-laki untuk melawan yang jahat, yang telah ditebus dengan kematian Kristus. Dalam Perjanjian Baru sendiri bukan Hawa yang disebut se-bagai penyebab manusia jatuh dalam dosa melain-kan laki-laki Adam yang lama dan Adam yang Baru. Dengan demikian, seharusnya judul teks Kejadian 31-24 ini bukan tentang kejatuhan ma-nusia dalam dosa, melainkan “awal timbulnya pe-ngetahuan hikmat” atau “manusia mendapat hik-mat dari Allah”. Demikian pula penyataan yang me-ngatakan perempuan atau Hawa sebagai penyebab manusia jatuh dalam dosa, diganti dengan “perem-puan sebagai penyebab manusia mendapat hikmat”. Tafsiran ini lebih bersifat positif terhadap perem-puan tanpa menempatkannya di atas laki-laki. KESIMPULAN Dari uraian di atas tampak bahwa penafsiran ulang terhadap Kejadian 31-24 dengan memakai pendekatan hermeneutik kecurigaan investigasi da-ri perspektif feminis, menolong untuk melihat bagai-mana teks ini sering digunakan untuk mendiskre-ditkan, mendiskriminasi dan menguasai perempuan. Tafsiran ulang terhadap Kejadian 31-24 ti-dak dimaksudkan untuk saling menuding antara laki-laki dan perempuan, tentang siapa yang salah dan benar, karena dalam kisah penciptaan laki-laki dan perempuan dikatakan sama-sama “baik” dan memili-ki derajat yang sama; tulang dari tulangku, daging dari dagingku. Jika satu lemah, maka kedua-duanya sama-sama lemah. Mereka sama-sama punya tang-gungjawab dan pertimbangan yang sama, perasaan malu dan bersalah, dan mengalami penebusan dan anugrah yang sama. Karena itu, kisah ini bukan ha-nya kisah tentang perempuan, atau hanya kisah laki-laki, tetapi kisah bersama laki-laki dan perempuan. Sehubungan dengan hal itu maka dibutuhkan jalan perubahan atau pertobatan dari laki-laki dan juga perempuan untuk berhenti berpikir bahwa perem-puan adalah sumber dosa, bodoh dan makhluk ren-dah yang layak untuk dikontrol dan disingkirkan. Dua-duanya, perempuan dan laki-laki perlu berjuang bersama-sama demi kemanusiaan yang lebih manu-siawi, lebih utuh, yang tidak lagi terasing dari diri-nya sendiri, dari sesama, dari ciptaan yang lain dan dari Allah. DAFTAR RUJUKAN Asian Women’s Resource Centre for Culture and Theology. 2013. Membaca Alkitab dengan Mata Baru. Tafsir Feminis Kritis untuk Pem-bebasan dan Transformasi p. 24. AWRC. Atkinson, D. 2000. Kejadian 1-11. Kejadian Men-dukung Bertumbuhnya Sains Modern p. 100. Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF. Barth-Frommel, M. C. 2003. Hati Allah Bagaikan Hati Seorang Ibu. BPK Gunung Mulia. Baxter, J. S. 2001. Menggali Isi Alkitab I. Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF. 184 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 Bone, I. 1999. Perempuan dalam Teologi Tradisional Pemikiran Luther, calvin, Wesley, Gereja Katolik Roma. In Bentangkanlah Sayapmu p. 253. Persetia. Carmody, D. L. 1992. Kekristenan Zaman Bapa-bapa Gereja dan Abad Pertengahan. In Peru-bahan Peran Pria & Wanita Dalam Gereja & Masyarakat p. 213. BPK-Kanisius. Carr, D. M. 2003. The Erotic Word. Sexuality, Spirituality and the Bible. Oxford University press. Fiorenza, E. S. 2001. Wisdom Way. Introducing Feminist Biblical Interpretation p. 175. Orbis Books. Hommes, A. 1992. Perubahan Peran Pria & Wanita Dalam Gereja & Masyarakat. BPK Gunung Mulia-Kanisius. Ito, Sr. T. 2010. Dialoguing with the Snake Again. In In God’s Image, Journal of Asian Women’s Resource Centre for Culture and Theology Desember, Vol. 1–Vol. 29, p. 56. Kristianto, S. 2019. Women and Rape Case Considering the Second Antithesis. In Asian Journal of Theology Vol. 33, p. 38. Moberly, R. W. L. 2009. Theology of the Book of Genesis pp. 78–79. Cambridge University Press. Moe, D. T. 2015. Sin and Evil in Christian and Buddhist Perspectives A Quest for Theodicy. In Asia Journal of Theology April, Vol. 1–vol. 29, p. 25. Moe, D. T. 2016. Sin and Suffering The Hermeneutics of Liberation Theology in Asia. In Asia Journal of Theology October, Vol. 1–Volume 30, p. 213. Nidith, S. 2016. Genesis. In Women’s Bible Commentary, Revised and Updated p. 31. Claretian Communications Foundation. Pfeiffer, H. Adam und Eva. Römer, T. 2014. Das Buch Genesis. In Die Entstehung des Alten Testaments pp. 94–110. Verlag W. Kohlhammer. Schmid, K. 2012. Schöpfung im Alten Testament. In Schöpfung pp. 71–120. Mohr Siebeck. Schottroff, L., Schroer, S., & Theres Wacher, M. 1995. Feministische Exegese. Forschung-sertraege zur Bibel aus der Perspektive von Frauan. Wissenschaftliche Buchgesellschaft. Sinaga, H. 2016. Memenuhi dan Menguasai Alam Membaca Kembali Makna Mandat dalam Kejadian 128. In Ujilah Segala Sesuatu. Esai-esai untuk Merayakan 80 Tahun Pdt. Dr. Hutauruk pp. 324–337. LAPiK. Singgih, E. G. 1999. Dunia Yang Bermakna. Persetia. Singgih, E. G. 2011. Dari Eden ke Babel p. 93. Kanisius. Spira, G. 2015. Paradies und Sündenfall. Stoffe und Motive der Genesis 3-Rezeption von Tertullian bis Ambrosius pp. 297–298. Peter Lang. Straumann, H. S. 2007. Genesis 1-11, Die Urges-chichte. In Kompendium Feministische Bi-belauslegung p. 4. Gütersloh Gütersloher Verlagshaus. com/archive/opinions/1989/03/26/genesis-from-eves-point-of-view/dc371184-1f4c-4142-ac2d-d5efee72a0da/?utm_term=.0e2ee89516c0 Sumiyatiningsih, D. 2013. Pergeseran Peran Laki-laki dan Perempuan dalam Kajian Feminis. In Waskita, Jurnal Studi Agama dan Masya-rakat Oktober, Vol. 1–Vol. 1, p. 129. Trible, P. 1992. Membaca Kembali Kitab Kejadian 2-3. Kisah Penciptaan Adam dan Hawa. In Perubahan Peran Pria & Wanita Dalam Gereja & Masyarakat p. 186. BPK-Kanisius. Von Rad, G. 1971. Weisheit in Israel p. 31. Neukirchener Verlag. Von Rad, G. 1972. Das Erste Buch Mose Genesis p. 61. Vandenhoeck & Ruprecht. Westermann, C. 1999. Genesis Kapitel 1-3 p. 363. Neukirchener Verlag. ... Alkitab menjelaskan bahwa Iblis berhasil mempengaruhi manusia sehingga manusia mengikuti keinginan Iblis. Perkataan yang diungkapkan oleh Iblis dalam Kejadian 34-5 bahwa, "sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat Natar, 2022." Aru Bunga dan I Ketut Enoh memberi penjelasan dalam artikel dengan judul Tinjauan Teologis tentang Iblis dalam Injil Sinoptik. ...Jonidius IlluMariduk TambunAtong CanceraPenjelasan tentang berbagai perkataan Iblis yang menipu manusia telah diceritakan dalam Alkitab. Tulisan ini bermaksud menguraikan pandangan teologis perkataan Iblis yang menciptakan kebohongan yang mempengaruhi manusia. Diharapkan orang Kristen memiliki dasar pemahaman yang sesuai Alkitab sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh Iblis yang selalu menciptakan kebohongan dan pada akhirnya dapat berkata tidak terhadap bujuk rayuan atau perkataan Iblis dan keluar sebagai pemenang. Artikel ini menggunakan metode kualitatif yaitu melakukan penelitian kepustakaan dengan menemukan sumber literatur yang tepat sehingga penulisan artikel ini sesuai dengan isi yang diharapkan. Sumber-sumber yang dimaksudkan adalah buku-buku dan artikel-artikel yang terkait dengan topik atau latar belakang masalah tersebut. Permasalahan yang terjadi dalam kehidupan orang Kristen yaitu Iblis menciptakan kebohongan yang mempengaruhi manusia sehingga dapat menerima dan mengikutinya tanpa menguji kebenarannya berdasarkan Alkitab. Manusia mudah dipengaruhi sebab perkataan Iblis, hal ini disebabkan beberapa hal antara lain perkataan Iblis seolah-olah benar adanya, sikap orang Kristen yang mendua hati yang tanpa berpikir panjang mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan kebenarannya, hubungan manusia yang renggang dengan Allah memudahkan Iblis untuk melakukan pendekatan, menghasut dan akhirnya mengendalikan pikiran manusia dengan dengan berbagai tipu muslihat dan kebohongannya. Di sisi lain orang Kristen tidak memiliki kedekatan dengan Allah sehingga tidak mengerti kehendak-Nya dibandingkan dengan kebohongan Iblis, dampaknya lebih memilih perkataan Iblis. Harapan penulis yaitu orang Kristen memahami perkataan Iblis yang menciptakan kebohongan sehingga tidak tertipu. Selain itu, diharapkan tulisan ini memberi penjelasan yang lengkap tentang berbagai kebohongan yang diciptakan moderasi beragama sangat disadari oleh pemerintah dalam mengelola iklim bermasyarakat di Indonesia yang plural, dengan begitu banyan serta memiliki banyak perbedaan dan keberagaman, dari suku, etnis, agama, dan budaya. Kemajemukan merupakan kunci pemicu konflik atas nama perbedaan yang sangat mudah dipantik menjadi konflik berbasis kekerasan, termasuk mengarahkan pemikiran radikalisme ke arah ekstremisme kekerasan. Untuk itu, buku ini dapat memberikan gambaran real tentang tanggapan pihak perempuan, terutama perempuan penyuluh agama Islam, terhadap moderasi beragama Role of Woman Preachers to Empower Torajan People’s Economy. The aim of this research is to analyze the role of woman preachers to empower Torajan people’s economy. It used qualitative phenomenology research. The data were collected by interview and Focus Group Discussion to informants through purposive and snowball sampling. After that, the data were validated by technique, sources, and researchers triangulation. In terms of analysis, the data were analyzed using Miles and Hubberman’s method. Findings show that there are 3 main roles of woman preachers to empower Torajan people economy, namely role in context of increasing income, role in context of expenditure efficiency, and role in context of financial management. Those roles have strong relationship with the role of women in the family. The main challenge is the implementation of the roles in real life. Based on the results, it is recommended to strengthen the implementation of the woman preachers’ HaryantiMochamad Ziaulhaq Yeni HurianiPentingnya moderasi beragama sangat disadari oleh pemerintah dalam mengelola iklim bermasyarakat di Indonesia yang plural, dengan begitu banyan serta memiliki banyak perbedaan dan keberagaman, dari suku, etnis, agama, dan budaya. Kemajemukan merupakan kunci pemicu konflik atas nama perbedaan yang sangat mudah dipantik menjadi konflik berbasis kekerasan, termasuk mengarahkan pemikiran radikalisme ke arah ekstremisme kekerasan. Untuk itu, buku ini dapat memberikan gambaran real tentang tanggapan pihak perempuan, terutama perempuan penyuluh agama Islam, terhadap moderasi beragama 31-7 is the most important of the four chapters in the chapter. The problem that occurred was when the woman in the garden came face to face with a snake who said to her, “you will never die” Gen 34. These words resulted in a dialogue that made the woman not only see and think that the fruit gave understanding, but she also took, ate and gave it to her husband and her husband ate it Gen 36. This action has caused their eyes to be opened so that they know that they are naked Gen. 37a, and they make their loincloths, because naked is a picture of their sinful condition. Meanwhile the LORD God had announced His Law “…in the day that you eat of it, you shall surely die” Genesis 217. Robert Walter MoberlyThe book of Genesis contains foundational material for Jewish and Christian theology, both historic and contemporary, and is almost certainly the most appealed-to book in the Old Testament in contemporary culture. R. W. L. Moberly’s The Theology of the Book of Genesis examines the actual use made of Genesis in current debates, not only in academic but also in popular contexts. Traditional issues such as creation and fall stand alongside more recent issues such as religious violence and Christian Zionism. Moberly's concern – elucidated through a combination of close readings and discussions of hermeneutical principle – is to uncover what constitutes good understanding and use of Genesis, through a consideration of its intrinsic meaning as an ancient text in both Hebrew and Greek versions in dialogue with its reception and appropriation both past and present. Moberly seeks to enable responsible theological awareness and use of the ancient text today, highlighting Genesis’ enduring Isi Alkitab I. Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMFJ S BaxterBaxter, J. S. 2001. Menggali Isi Alkitab I. Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ dalam Teologi TradisionalI BoneBone, I. 1999. Perempuan dalam Teologi Tradisional Pemikiran Luther, calvin, Wesley, Gereja Katolik Roma. In Bentangkanlah Sayapmu p. 253. Zaman Bapa-bapa Gereja dan Abad PertengahanD L CarmodyCarmody, D. L. 1992. Kekristenan Zaman Bapabapa Gereja dan Abad Pertengahan. In Perubahan Peran Pria & Wanita Dalam Gereja & Masyarakat p. 213. Way. Introducing Feminist Biblical InterpretationE S FiorenzaFiorenza, E. S. 2001. Wisdom Way. Introducing Feminist Biblical Interpretation p. 175. Orbis with the Snake AgainSr T ItoIto, Sr. T. 2010. Dialoguing with the Snake Again. In In God's Image, Journal of Asian Women's Resource Centre for Culture and Theology Desember, Vol. 1-Vol. 29, p. 56.Women and Rape Case Considering the Second AntithesisS KristiantoKristianto, S. 2019. Women and Rape Case Considering the Second Antithesis. In Asian Journal of Theology Vol. 33, p. 38.Sin and Evil in Christian and Buddhist Perspectives A Quest for TheodicyD T MoeMoe, D. T. 2015. Sin and Evil in Christian and Buddhist Perspectives A Quest for Theodicy. In Asia Journal of Theology April, Vol. 1-vol. 29, p. 25. .
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/375
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/124
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/814
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/180
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/439
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/255
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/916
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/470
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/710
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/268
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/34
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/254
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/701
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/428
  • 9t1gd6nzdc.pages.dev/372
  • kesimpulan dari kejadian 3 ayat 1 sampai 24